Afrika Selatan, negara yang terkenal dengan pemandangan menakjubkan, satwa liar yang beragam, dan budaya yang dinamis, menghadapi tantangan signifikan – jaringan jalan yang memburuk. Krisis infrastruktur ini menghambat pariwisata, membuat frustrasi penduduk, dan melumpuhkan pembangunan ekonomi. Laporan investigasi ini membahas luasnya masalah ini, akar penyebabnya, dan potensi konsekuensi jika tidak ditangani.
Sebuah laporan terbaru dari Badan Jalan Nasional Afrika Selatan (SANRAL) mengungkapkan bahwa lebih dari 60% jalan nasional di negara ini berada dalam kondisi buruk atau sangat buruk. Hal ini berarti ribuan kilometer permukaan jalan berlubang, jalur yang tidak rata, dan rambu-rambu yang tidak memadai. Situasinya bahkan lebih mengerikan di daerah pedesaan, di mana jalan berkerikil sering kali tidak dapat dilalui selama hujan lebat.
Dampak Buruk pada Pariwisata: Provinsi Eastern Cape
Industri pariwisata merupakan pilar penting bagi perekonomian Afrika Selatan, yang menciptakan lapangan kerja dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDB negara tersebut. Namun, kondisi jalan yang bobrok menghalangi wisatawan untuk mengunjungi berbagai tempat wisata di negara ini.
Eastern Cape, provinsi yang menawarkan pantai perawan, taman nasional yang luas, dan landmark bersejarah, menjadi contoh efek merugikan dari infrastruktur jalan yang buruk terhadap pariwisata. Menurut laporan ENCA, kantor berita Afrika Selatan, runtuhnya jaringan jalan di wilayah ini telah menghalangi wisatawan untuk berkunjung.
Karena kecewa dengan waktu perjalanan yang lama, kerusakan mobil, dan masalah keamanan, wisatawan semakin memilih tujuan alternatif dengan infrastruktur yang lebih mudah diakses. Penurunan pendapatan pariwisata ini berdampak buruk pada bisnis lokal dan menghambat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Kondisi memprihatinkan jalan-jalan di Afrika Selatan bukan masalah terisolasi di Eastern Cape. Partai politik Afrika Selatan, berpendapat bahwa pemerintahan ANC telah menyebabkan pengabaian infrastruktur jalan secara nasional. Beberapa konsekuensi negatif dari pengabaian mereka, termasuk peningkatan biaya transportasi, bahaya keselamatan, dan penurunan nilai properti.
Sebuah survei baru-baru ini oleh Federasi Asosiasi Perhotelan Afrika Selatan (FEDHASA) menemukan bahwa 70% wisatawan internasional menyebutkan bahwa kondisi jalan yang buruk merupakan penghalang utama untuk mengunjungi negara ini. Sentimen ini juga digaungkan oleh wisatawan domestik. Banyak orang Afrika Selatan memilih untuk tinggal lebih dekat dengan rumah mereka karena frustrasi dan biaya yang harus dikeluarkan untuk menavigasi jalan-jalan yang berbahaya di negara ini.
Janji yang Dilanggar, Jalan yang Rusak: Provinsi North West
Provinsi North West menjadi gambaran nyata dari biaya manusia akibat infrastruktur jalan yang buruk. Polity, publikasi online Afrika Selatan, mengekspos penderitaan masyarakat yang tertipu oleh janji kosong pemerintah tentang pemeliharaan jalan. Banyak jalan-jalan tidak dipelihara selama bertahun-tahun, membuat penduduk frustrasi dan mata pencaharian mereka terancam.
Selain itu, layanan penting seperti tanggap darurat dan layanan kesehatan terhambat oleh waktu tempuh yang lambat di jalan yang rusak.
“Kondisi jalan kami adalah aib nasional,” kata John Dlamini, seorang penduduk KwaZulu-Natal. “Ambulans membutuhkan waktu lama untuk tiba dalam keadaan darurat, dan pergi ke rumah sakit bisa menjadi mimpi buruk. Kami membutuhkan pemerintah untuk mengambil tindakan segera untuk memperbaiki jalan-jalan ini.”
Polity menyalahkan Pemerintah Provinsi North West karena gagal menunjuk kontraktor yang berkualifikasi, dan kurangnya pemeliharaan jalan yang layak. Situasi ini semakin diperparah oleh kenyataan bahwa kurang dari 30% jalan di provinsi tersebut beraspal, yang secara signifikan menghambat aksesibilitas dan aktivitas ekonomi.
Jalan ke Depan: Tindakan Mendesak Dibutuhkan
Pemerintah Afrika Selatan menghadapi titik kritis. Kerusakan terus-menerus jaringan jalan nasional merupakan ancaman signifikan terhadap pembangunan ekonomi, industri pariwisata, dan kesejahteraan keseluruhan warganya.
Seperti yang ditunjukkan oleh berbagai sumber, tindakan tegas diperlukan untuk membalikkan tren negatif ini. Investasi dalam proyek infrastruktur, ditambah dengan tata kelola yang transparan dan mekanisme akuntabilitas, sangat penting untuk mengembalikan jaringan jalan Afrika Selatan ke keadaan yang berfungsi.
“Kami sudah lelah menunggu pemerintah untuk bertindak,” kata seorang anggota organisasi masyarakat di Eastern Cape. “Kami memperbaiki jalan-jalan ini sendiri karena kami tahu bahwa mata pencaharian kami bergantung padanya.”
Ada secercah harapan di tengah tantangan. Asosiasi pembayar pajak di Eastern Cape mengambil tindakan sendiri, mencoba memperbaiki jalan sendiri. Ini menunjukkan frustrasi dan tekad rakyat Afrika Selatan yang menuntut infrastruktur yang lebih baik. Selain itu komitmen ActionSA, sebuah organisasi aksi Afrika selatan untuk menangani masalah negara tersebut, menunjukkan kemauan anggotanya yang tumbuh untuk mengatasi krisis jalan raya.