Jutaan pengguna internet di seluruh Afrika menghadapi gangguan akibat serangkaian kerusakan kabel bawah laut. Gangguan ini, yang berdampak pada negara-negara mulai dari Afrika Selatan hingga Ghana, menyoroti ketergantungan benua tersebut pada infrastruktur bawah laut yang rapuh untuk konektivitas global.
Afrika Selatan: Kabel Putus dan Kapasitas Menurun
Situasi di Afrika Selatan menjadi contoh kecil dari masalah yang lebih luas. Pada bulan Maret 2024, dilaporkan beberapa kabel bawah laut putus, yang mempengaruhi penyedia layanan internet (ISP) dan penyedia layanan cloud di seluruh negeri. Vodacom, penyedia telekomunikasi utama Afrika Selatan, mengakui gangguan tersebut dalam sebuah pernyataan di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
"Saat ini, pelanggan tertentu mengalami masalah konektivitas intermiten karena beberapa kabel bawah laut yang putus mempengaruhi penyedia jaringan SA, termasuk kami," bunyi pernyataan tersebut. "Dampak ini, selain pemutusan kabel yang sedang berlangsung di Laut Merah - EIG, Seacom, AAE-1 - juga mempengaruhi kapasitas di Pantai Timur Afrika. Kombinasi insiden ini telah mempengaruhi semua kapasitas Afrika - termasuk penyedia cloud lain dan internet publik."
Gangguan ini terjadi setelah putusnya kabel bawah laut terpisah yang dilaporkan pada Agustus 2023, yang mempengaruhi Sistem Kabel Afrika Barat (WACS) dan kabel South Atlantic 3/South Africa Far East (SAT-3/SAFE). Penyebab gangguan sebelumnya ini dikaitkan dengan longsoran batu di Kongo Canyon.
Gangguan Meluas di Seluruh Afrika Barat dan Tengah
Masalah internet tidak hanya terjadi di Afrika Selatan. Menurut laporan The Guardian pada Maret 2024, sebagian besar Afrika Barat dan Tengah tidak memiliki akses internet setelah beberapa kabel bawah laut putus. Laporan tersebut menyoroti peran penting kabel-kabel ini dalam menghubungkan wilayah tersebut ke internet global. “Kabel ini adalah tulang punggung internet di Afrika,” kata seorang pakar industri yang dikutip di The Guardian. “Ketika putus, itu seperti memutus arteri utama yang memasok darah ke tubuh.”
Negara-negara seperti Ghana juga terdampak secara signifikan. Outlet berita Ghana, GhanaWeb, melaporkan pemadaman pada beberapa kabel serat optik bawah laut, yang mengganggu layanan yang ditawarkan oleh perusahaan telekomunikasi besar di negara tersebut.
Tantangan Infrastruktur Kabel Bawah Laut
Gangguan baru-baru ini menggarisbawahi kerentanan infrastruktur internet Afrika. Kabel bawah laut, meskipun penting untuk konektivitas global, mahal untuk dipasang dan dipelihara. Memperbaiki kerusakan bisa memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, membuat seluruh wilayah dengan akses internet terbatas atau tidak sama sekali. Hal ini memiliki efek domino, yang berdampak pada bisnis, pendidikan, komunikasi, dan layanan darurat.
"Gangguan ini adalah pengingat nyata ketergantungan Afrika pada sejumlah kabel bawah laut," kata pakar industri lain yang diwawancarai oleh GhanaWeb. "Ada kebutuhan investasi untuk mendiversifikasi dan memperkuat infrastruktur kabel bawah laut kami untuk memastikan ketahanan yang lebih besar dalam menghadapi gangguan di masa depan."
Membangun Masa Depan yang Lebih Tangguh
Kegagalan kabel bawah laut baru-baru ini berfungsi sebagai panggilan bangun bagi negara-negara Afrika dan perusahaan telekomunikasi. Beberapa solusi potensial yang sedang dibahas termasuk mendiversifikasi rute kabel bawah laut, berinvestasi dalam tindakan redundansi, dan mengeksplorasi teknologi alternatif seperti internet satelit.
"Membangun infrastruktur internet yang lebih kuat dan tangguh sangat penting untuk transformasi digital Afrika," tegas juru bicara Uni Afrika yang dikutip The Guardian. "Kita perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa semua orang di benua ini memiliki akses ke internet yang andal dan terjangkau."
Internet telah menjadi alat yang sangat diperlukan untuk pembangunan ekonomi, pendidikan, dan inklusi sosial di Afrika. Mengatasi kerentanan infrastruktur kabel bawah laut bukan lagi pilihan; ini adalah kebutuhan untuk masa depan benua yang lebih terhubung dan sejahtera.