Parlemen Hongaria diharapkan memberikan suara persetujuan untuk keanggotaan Swedia di NATO pada hari Jumat, 26 Februari 2024, setelah Perdana Menteri Viktor Orban mengajukan permintaan tersebut kepada anggota parlemen. Keputusan ini akan menjadikan Swedia sebagai negara anggota NATO ke-31 dan meningkatkan keamanan regional di tengah ketegangan dengan Rusia.
Latar Belakang
Swedia, yang secara tradisional menjaga kebijakan netralitasnya, mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO pada bulan Desember 2023, setelah referendum nasional menunjukkan dukungan mayoritas rakyat Swedia untuk aliansi militer tersebut. Permohonan Swedia didorong oleh meningkatnya ancaman Rusia di wilayah Baltik dan Skandinavia, serta keinginan untuk meningkatkan kerjasama pertahanan dengan negara-negara tetangga seperti Finlandia, Norwegia, dan Denmark.
Sebagai salah satu pendiri NATO, Amerika Serikat menyambut baik langkah Swedia dan menyatakan bahwa keanggotaan Swedia akan memperkuat hubungan transatlantik dan stabilitas Eropa. Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Swedia adalah “mitra strategis penting” dan “pemain kunci” dalam menangani tantangan global seperti perubahan iklim, terorisme, dan proliferasi senjata nuklir.
Namun, Rusia mengecam rencana Swedia untuk bergabung dengan NATO dan mengancam akan mengambil tindakan balasan jika Swedia menjadi anggota aliansi tersebut. Rusia menganggap NATO sebagai ancaman bagi keamanan nasionalnya dan menuduh aliansi tersebut melakukan ekspansi agresif di wilayah yang dianggap sebagai zona pengaruhnya. Rusia juga memperingatkan bahwa keanggotaan Swedia akan memicu perlombaan senjata di kawasan tersebut dan meningkatkan risiko konflik militer.
Proses Ratifikasi
Untuk menjadi anggota NATO, Swedia harus mendapatkan persetujuan dari semua negara anggota NATO saat ini, yang berjumlah 30 negara. Proses ratifikasi ini melibatkan penandatanganan dan pengesahan Protokol Aksesi oleh parlemen masing-masing negara anggota.
Hingga saat ini, 12 negara anggota NATO telah meratifikasi Protokol Aksesi Swedia, termasuk Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Belanda, Belgia, Luksemburg, Portugal, Slovenia, Estonia, Latvia, dan Lituania. Negara-negara lain yang masih dalam proses ratifikasi antara lain Inggris, Kanada, Turki, Polandia, Rumania, Bulgaria, Kroasia, Albania, Montenegro, dan Yunani.
Hongaria, yang merupakan anggota NATO sejak tahun 1999, diharapkan menjadi negara anggota NATO ke-13 yang meratifikasi Protokol Aksesi Swedia. Perdana Menteri Orban mengatakan bahwa keanggotaan Swedia di NATO akan memberikan manfaat bagi Hongaria, terutama dalam hal meningkatkan keamanan energi, perdagangan, dan investasi. Orban juga mengatakan bahwa Swedia adalah “teman dan sekutu alami” Hongaria dan bahwa kedua negara memiliki nilai-nilai dan kepentingan bersama.
Orban mengajukan permintaan ratifikasi kepada parlemen Hongaria pada hari Kamis, 25 Februari 2024, dan mendapatkan dukungan dari mayoritas partai-partai politik di parlemen, termasuk partai penguasa Fidesz, partai oposisi utama Jobbik, dan partai sayap kiri Demokratik Koalisi. Hanya partai sayap kanan Egyutt yang menolak permintaan Orban dan menyerukan referendum publik tentang keanggotaan Swedia di NATO.
Parlemen Hongaria akan melakukan pemungutan suara pada hari Jumat, 26 Februari 2024, dan diperkirakan akan memberikan suara persetujuan dengan mayoritas besar. Jika demikian, Hongaria akan menyampaikan instrumen ratifikasinya kepada pemerintah Amerika Serikat, yang bertindak sebagai depositaris Protokol Aksesi.
Implikasi dan Reaksi
Keanggotaan Swedia di NATO akan memiliki implikasi penting bagi keamanan dan stabilitas regional di Eropa, terutama di wilayah Baltik dan Skandinavia, yang rentan terhadap ancaman dan provokasi Rusia. Swedia memiliki angkatan bersenjata yang kuat dan modern, serta wilayah udara, laut, dan darat yang strategis, yang dapat meningkatkan kemampuan pertahanan kolektif NATO.
Swedia juga memiliki hubungan baik dengan negara-negara non-NATO seperti Finlandia, yang dapat memfasilitasi kerjasama pertahanan yang lebih luas di kawasan tersebut.
Keanggotaan Swedia di NATO juga akan memberikan dampak positif bagi hubungan bilateral Swedia dengan negara-negara anggota NATO lainnya, termasuk Hongaria. Swedia dan Hongaria memiliki sejarah kerjasama yang panjang dan erat, terutama dalam bidang ekonomi, budaya, dan pendidikan.
Kedua negara juga memiliki pandangan yang sama tentang isu-isu global seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan multilateralisme. Dengan menjadi anggota NATO, Swedia dan Hongaria akan dapat meningkatkan kerjasama mereka dalam bidang pertahanan, keamanan, dan politik.
Reaksi terhadap keanggotaan Swedia di NATO bervariasi di antara negara-negara anggota NATO dan negara-negara lain. Sebagian besar negara anggota NATO menyambut baik langkah Swedia dan menganggapnya sebagai kontribusi positif bagi aliansi tersebut. Namun, beberapa negara anggota NATO, seperti Turki dan Yunani, memiliki kekhawatiran tentang dampak keanggotaan Swedia terhadap hubungan mereka dengan Rusia, yang merupakan mitra dagang dan energi penting bagi mereka.
Negara-negara non-NATO, seperti Finlandia dan Ukraina, juga memiliki pandangan yang berbeda tentang keanggotaan Swedia di NATO. Finlandia, yang juga menjaga kebijakan netralitasnya, mengatakan bahwa keanggotaan Swedia di NATO tidak akan mempengaruhi keputusan Finlandia tentang masalah tersebut, tetapi akan memperhatikan perkembangan keamanan di kawasan tersebut.
Ukraina, yang berharap untuk bergabung dengan NATO, mengatakan bahwa keanggotaan Swedia di NATO akan memberikan dorongan bagi aspirasi Ukraina dan menunjukkan komitmen NATO untuk membuka pintunya bagi negara-negara yang ingin bergabung.