Indonesia Dorong Kerjasama ASEAN untuk Membangun Ekosistem Digital AI

Indonesia mengajak negara-negara ASEAN untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang digital, khususnya dalam mengembangkan dan mengatur teknologi kecerdasan buatan (AI). Hal ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam Pertemuan Menteri Digital ASEAN ke-4 dan Pertemuan Terkait yang berlangsung secara virtual pada 21-22 Januari 2024.

Indonesia Berperan Aktif dalam Pengembangan AI di ASEAN

Menurut Plate, Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk mendukung pengembangan AI di kawasan ASEAN, baik dari sisi infrastruktur, sumber daya manusia, maupun regulasi. Indonesia juga berinisiatif untuk menjadi tuan rumah Pusat Inovasi AI ASEAN (AIC) yang akan dibangun di Jakarta.

“Indonesia siap menjadi tuan rumah AIC sebagai pusat kolaborasi, penelitian, dan pengembangan AI di ASEAN. Kami berharap AIC dapat menjadi platform bagi para pemangku kepentingan dari sektor publik, swasta, akademisi, dan masyarakat sipil untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam mengembangkan dan mengaplikasikan AI di berbagai bidang,” kata Plate dalam keterangan persnya.

Plate juga menyampaikan bahwa Indonesia telah menyiapkan Rencana Aksi Nasional AI 2020-2024 yang mencakup lima sektor prioritas, yaitu pendidikan, kesehatan, birokrasi, pertanian, dan UMKM. Rencana ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi AI untuk meningkatkan kesejahteraan, produktivitas, dan daya saing bangsa.

ASEAN Luncurkan Panduan Tata Kelola AI

Dalam pertemuan tersebut, para menteri digital ASEAN juga meluncurkan Panduan Tata Kelola AI untuk ASEAN (AGFA), yang merupakan hasil kerjasama antara ASEAN dan Uni Eropa. Panduan ini berisi prinsip-prinsip dan rekomendasi untuk membantu negara-negara ASEAN dalam merancang dan menerapkan kerangka kerja tata kelola AI yang sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma, dan hukum ASEAN.

Panduan ini terdiri dari delapan prinsip, yaitu:

  • AI harus berorientasi pada manusia dan masyarakat.
  • AI harus adil dan tidak diskriminatif.
  • AI harus transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
  • AI harus aman, andal, dan tangguh.
  • AI harus mematuhi privasi dan perlindungan data.
  • AI harus mempromosikan literasi digital dan inklusi digital.
  • AI harus mempertimbangkan dampak sosial, ekonomi, lingkungan, dan budaya.
  • AI harus digunakan untuk perdamaian, keamanan, dan stabilitas regional.

Panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi negara-negara ASEAN dalam mengembangkan dan mengatur AI secara bertanggung jawab, etis, dan berkelanjutan, serta mengatasi tantangan dan risiko yang mungkin timbul dari penggunaan AI.

Tantangan dan Peluang AI di ASEAN

Meskipun ASEAN memiliki potensi besar untuk mengembangkan dan memanfaatkan AI, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti kurangnya infrastruktur digital, kesenjangan keterampilan digital, ketidaksesuaian regulasi, dan kurangnya kepercayaan publik terhadap AI.

Untuk mengatasi tantangan ini, ASEAN perlu meningkatkan investasi dan kerjasama dalam bidang digital, mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan beradaptasi dengan AI, menyelaraskan regulasi dan standar yang mendukung inovasi dan perlindungan konsumen, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan penggunaan AI.

Di sisi lain, AI juga membuka peluang baru bagi ASEAN untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesehatan, pendidikan, pelayanan publik, dan kualitas hidup masyarakat. Menurut laporan dari PwC, AI dapat meningkatkan PDB ASEAN hingga 9,1% atau sekitar US$ 1 triliun pada tahun 2030.

Selain itu, AI juga dapat membantu ASEAN dalam mengatasi berbagai masalah sosial dan lingkungan, seperti kemiskinan, kelaparan, kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, energi bersih, perubahan iklim, dan lain-lain. AI dapat menjadi alat yang ampuh untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di kawasan ASEAN.

Penutup dan Kedepannya

Indonesia merupakan salah satu negara yang berperan aktif dalam pengembangan AI di ASEAN, baik dari sisi infrastruktur, sumber daya manusia, maupun regulasi. Indonesia juga berinisiatif untuk menjadi tuan rumah Pusat Inovasi AI ASEAN yang akan menjadi platform kolaborasi, penelitian, dan pengembangan AI di kawasan.

ASEAN juga telah meluncurkan Panduan Tata Kelola AI untuk ASEAN, yang berisi prinsip-prinsip dan rekomendasi untuk membantu negara-negara ASEAN dalam merancang dan menerapkan kerangka kerja tata kelola AI yang sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma, dan hukum ASEAN. Panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi negara-negara ASEAN dalam mengembangkan dan mengatur AI secara bertanggung jawab, etis, dan berkelanjutan.

AI memiliki tantangan dan peluang yang besar bagi ASEAN, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. ASEAN perlu meningkatkan investasi dan kerjasama dalam bidang digital, mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan beradaptasi dengan AI, menyelaraskan regulasi dan standar yang mendukung inovasi dan perlindungan konsumen, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan penggunaan AI.

AI dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan kesejahteraan, produktivitas, dan daya saing bangsa, serta mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di kawasan ASEAN.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Scroll to Top