Malaysia Mengumumkan Niat Bergabung dengan BRICS 2024, Mencakup 40% Populasi Dunia

Malaysia Mengumumkan Niat Bergabung dengan BRICS 2024, Mencakup 40% Populasi Dunia

Malaysia telah menyatakan niatnya untuk bergabung dengan kelompok BRICS, sebuah blok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengumumkan langkah ini dalam sebuah wawancara dengan media China, Guancha, mengindikasikan bahwa Malaysia akan segera memulai proses formal untuk bergabung dengan blok tersebut setelah menerima umpan balik dari Afrika Selatan, yang saat ini menjabat sebagai ketua BRICS.

Anwar Ibrahim menekankan bahwa keputusan ini sejalan dengan dukungan Malaysia terhadap Global South, sebuah istilah yang mengacu pada negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. “Kami telah membuat keputusan dan akan segera memulai proses formal. Kami sepenuhnya mendukung Global South,” kata Anwar, menurut laporan media Shanghai tersebut.

Kritik Terhadap Dominasi Dolar AS

Dalam wawancara tersebut, Anwar juga mendukung kritik Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, terhadap dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional. Anwar mengeluhkan bahwa meskipun Malaysia mencatat investasi tertinggi tahun lalu, nilai mata uangnya tetap mengalami tekanan.

“Ini tidak masuk akal dan bertentangan dengan prinsip ekonomi dasar. Mengapa mata uang yang tidak relevan dengan sistem perdagangan dua negara dan tidak terkait dengan aktivitas ekonomi dalam negeri menjadi dominan hanya karena digunakan sebagai mata uang internasional?” ujar Anwar.

BRICS, yang awalnya dibentuk pada 2006 sebagai BRIC dan terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China, telah mengalami dua fase perluasan. Afrika Selatan bergabung pada 2010, dan pada Januari 2024, anggota baru seperti Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab juga bergabung. Perluasan ini mencerminkan upaya BRICS untuk menantang tatanan dunia yang didominasi oleh ekonomi Barat.

Pengaruh China dan Hubungan dengan Malaysia

Anwar juga menyoroti pengaruh China dalam menciptakan keseimbangan kekuatan global dan memuji Presiden China, Xi Jinping, karena pengakuannya terhadap pentingnya nilai-nilai Asia. “Ketika saya pertama kali bertemu dengan Presiden Xi Jinping, saya tertarik karena dia adalah salah satu pemimpin luar biasa yang berbicara tentang peradaban. Dalam arti tertentu, dia unik,” kata Anwar.

Pernyataan ini disampaikan menjelang kunjungan Perdana Menteri China, Li Qiang, ke Malaysia untuk memperingati 50 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara. Selama kunjungan tiga hari ini, Kuala Lumpur dan Beijing diharapkan memperbarui perjanjian kerjasama ekonomi lima tahun dan menandatangani kesepakatan di berbagai bidang, termasuk ekonomi digital dan pengembangan hijau.

China telah menjadi mitra dagang terbesar Malaysia sejak 2009, dengan total perdagangan mencapai 450,84 miliar ringgit ($98,90 miliar) tahun lalu.

Manfaat Ekonomi bagi Malaysia

Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, menyatakan bahwa keanggotaan BRICS akan membawa berbagai manfaat ekonomi bagi Malaysia. Dia mencatat bahwa BRICS berkembang dengan lancar dan beberapa negara seperti UAE dan Mesir juga telah bergabung dengan organisasi ini.

“Negara tetangga kita, Thailand, yang juga anggota ASEAN, telah menyatakan minat dan memulai proses untuk bergabung dengan BRICS. Kami menunggu untuk memulai diskusi lebih lanjut tentang BRICS seperti yang disebutkan oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim,” kata Tengku Zafrul setelah meresmikan pabrik perakitan Chery Malaysia.

Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, mengatakan bahwa pengaruh Malaysia akan meningkat secara signifikan sebagai bagian dari blok ekonomi ini dibandingkan dengan beroperasi secara independen. “Kami saat ini sedang menganalisis, memantau, dan menilai kesiapan kami untuk menjadi anggota BRICS.

Partisipasi kami dalam blok ekonomi ini harus membawa manfaat bagi negara dan tidak hanya menjadi kebanggaan semata,” tambahnya, menegaskan bahwa kementerian hanya akan mengejar inisiatif yang sesuai dengan kepentingan nasional.

Anwar Ibrahim mengkonfirmasi bahwa dia telah menyampaikan keinginan Malaysia untuk bergabung dengan BRICS kepada Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva. “Selama dua bulan terakhir, Kementerian Luar Negeri telah ditunjuk untuk melakukan kajian tentang keputusan kebijakan kami untuk bergabung dengan BRICS.

Kami akan melalui proses untuk memungkinkan kami bergabung dengan BRICS. Saya telah berbicara dengan Presiden Brasil tentang keinginan ini,” ujarnya kepada wartawan setelah menghadiri kenduri Hari Raya Aidiladha di rumah kenalannya di Mengkuang Semarak.

Tantangan dan Peluang di Depan

BRICS didirikan pada 2009 sebagai platform kerjasama untuk ekonomi yang sedang berkembang, dengan tujuan untuk menyoroti peluang investasi di negara-negara anggota. Dengan anggota barunya, blok ini kini mencakup seperempat ekonomi global dan sekitar 40% populasi dunia. BRICS juga dipandang sebagai pesaing utama blok G7, dengan inisiatif keuangan dan investasi yang bersaing seperti New Development Bank, BRICS Contingent Reserve Arrangement, BRICS Pay, dan mata uang cadangan keranjang BRICS.

Malaysia, sebagai negara dengan posisi strategis di Selat Malaka yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Hindia, melihat keanggotaan BRICS sebagai langkah strategis. “Kami tidak lagi bisa menerima skenario di mana Barat ingin mengendalikan wacana karena faktanya mereka bukan lagi kekuatan kolonial dan negara-negara merdeka harus bebas untuk mengekspresikan diri,” tambah Anwar.

Keputusan Malaysia untuk bergabung dengan BRICS mencerminkan strategi negara tersebut untuk meningkatkan pengaruhnya di panggung global dan mengamankan manfaat ekonomi dari kerjasama dengan negara-negara berkembang lainnya. Dengan dukungan terhadap Global South dan kritik terhadap dominasi dolar AS, Malaysia berharap dapat memainkan peran lebih besar dalam membentuk tatanan ekonomi dunia yang lebih seimbang.

Langkah ini juga menegaskan hubungan yang semakin erat dengan China dan negara-negara BRICS lainnya, serta komitmen Malaysia untuk mengejar kebijakan luar negeri yang independen dan berdaulat.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Scroll to Top