Senat AS 90% Setuju Meluluskan RUU Larangan TikTok: Akan Dijual atau Dihapus dari AS?

Senat AS 90% Setuju Meluluskan RUU Larangan TikTok: Akan Dijual atau Dihapus dari AS?

Masa depan TikTok di Amerika Serikat terancam setelah Senat AS bergerak maju dalam menyetujui RUU yang berpotensi melarang aplikasi video pendek yang sangat populer tersebut. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran anggota parlemen AS atas kepemilikan perusahaan China dari aplikasi tersebut dan potensi risiko keamanan nasional yang mungkin ditimbulkannya.

Rancangan undang-undang tersebut, yang mendapat tentangan keras dari perusahaan induk TikTok, ByteDance, mencerminkan kekhawatiran yang berkembang di Washington D.C. tentang implikasi keamanan nasional dari platform media sosial milik China yang mengambil data jutaan pengguna Amerika.

Kekhawatiran Keamanan Mendorong Pelarangan TikTok

Dorongan untuk melarang TikTok telah dipicu oleh peringatan dari pejabat intelijen AS tentang potensi pemerintah China untuk mengakses data pengguna yang dikumpulkan oleh aplikasi tersebut.

Direktur FBI Christopher Wray mengatakan kepada komite Senat pada September 2023 bahwa TikTok dapat digunakan untuk “pengawasan massal” dan bahwa kepemilikan aplikasi oleh perusahaan China memberi Beijing “kemampuan untuk memanipulasi konten, memengaruhi operasi, atau mengontrol perangkat lunak dalam skala yang sangat luas.”

Direktur FBI, Christopher Wray, telah menjadi kritikus vokal terhadap TikTok, mengungkapkan kecemasan tentang hubungan aplikasi tersebut dengan China dan kemungkinan data pengguna dapat diakses oleh pemerintah China. Kekhawatiran ini tercermin dalam RUU yang diusulkan, yang secara efektif akan memaksa perusahaan induk TikTok, ByteDance, untuk menjual aplikasi tersebut kepada perusahaan yang berbasis di AS dalam waktu satu tahun.

Kegagalan untuk melakukan hal itu akan mengakibatkan larangan TikTok, yang secara efektif menghapusnya dari toko aplikasi AS dan membuatnya tidak dapat diakses oleh pengguna Amerika.

Meskipun rincian spesifik dari RUU tersebut masih diperdebatkan, sentimen mendasar di antara anggota parlemen AS jelas: keyakinan bahwa TikTok, di bawah struktur kepemilikan saat ini, menimbulkan ancaman signifikan terhadap keamanan nasional. Anggota parlemen telah menyampaikan kekhawatiran khusus tentang potensi pemerintah China untuk mengumpulkan data pengguna atau menyensor konten yang kritis terhadap China.

Senat Amerika telah menyatakan bahwa TikTok “menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap keamanan nasional Amerika Serikat.” RUU tersebut akan mengharuskan ByteDance untuk melepaskan kepemilikannya atas TikTok dalam waktu satu tahun. Jika ByteDance tidak mematuhinya, TikTok akan dilarang beroperasi di Amerika Serikat.

TikTok Membantah Tuduhan, Berusaha Menjauhkan Diri dari China

ByteDance dengan tegas membantah tuduhan tersebut, bersikeras bahwa mereka bukan perusahaan China dan bahwa mereka menyimpan semua data pengguna AS di server yang terletak di Amerika Serikat. Perusahaan juga telah menerapkan langkah-langkah untuk menjauhkan diri dari pemerintah China, termasuk pembentukan anak perusahaan yang berbasis di AS untuk mengawasi operasi TikTok di Amerika Serikat.

Dalam sebuah pernyataan setelah pengesahan RUU oleh Senat, ByteDance mengatakan bahwa mereka “kecewa” dengan keputusan tersebut dan bahwa perusahaan akan “menjajaki semua opsi” untuk memastikan kelanjutan operasi TikTok di Amerika Serikat.

Terlepas dari upaya ini, tekanan pada ByteDance terus meningkat. Potensi pelarangan TikTok bukanlah pertama kalinya perusahaan tersebut menghadapi pengawasan dari pemerintah AS. Pada tahun 2020, pemerintahan Trump mengancam untuk melarang TikTok sama sekali, dengan alasan kekhawatiran keamanan nasional serupa. Namun, upaya itu akhirnya dibatalkan setelah ByteDance setuju untuk membuat konsesi tertentu, termasuk pembentukan anak perusahaan AS yang disebutkan di atas.

Potensi Keuntungan bagi Raksasa Teknologi AS?

Jika RUU saat ini disahkan dan ByteDance dipaksa untuk menjual TikTok, ini bisa menjadi keuntungan besar bagi beberapa perusahaan teknologi terbesar Amerika. Meta, perusahaan induk Facebook, telah disebut-sebut sebagai calon pembeli. Akuisisi TikTok akan memberi Meta pijakan yang signifikan di pasar video pendek, ruang yang telah didominasi TikTok dalam beberapa tahun terakhir. Calon pembeli lainnya bisa termasuk Microsoft atau bahkan konsorsium perusahaan teknologi AS.

Pelarangan TikTok akan berdampak signifikan pada lanskap media sosial AS. Aplikasi ini telah menjadi sangat populer, terutama di kalangan pengguna yang lebih muda, dan memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan di Amerika Serikat. Pelarangan dapat menciptakan kekosongan yang kemungkinan besar akan diisi oleh platform pesaing seperti Instagram Reels dari Meta atau YouTube Shorts.

Namun, beberapa analis percaya bahwa pelarangan TikTok juga dapat menyebabkan perpecahan lanskap media sosial, dengan pengguna yang bermigrasi ke platform yang berbeda berdasarkan usia, minat, dan latar belakang etnis.

Akhirnya, penjualan TikTok juga akan menimbulkan sejumlah kekhawatiran antimonopoli. Dengan Facebook dan Instagram yang sudah terhitung sebagai sebagian besar penggunaan media sosial di Amerika Serikat, akuisisi TikTok oleh Meta akan memberi perusahaan tersebut kontrol yang lebih besar atas konten online yang dikonsumsi oleh orang Amerika.

Masa Depan TikTok di AS Tetap Tidak Pasti

Nasib akhir TikTok di Amerika Serikat masih belum terlihat. RUU tersebut masih perlu disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Biden. Bahkan jika itu melewati rintangan ini, kemungkinan akan menghadapi tantangan hukum dari ByteDance. Beberapa bulan mendatang kemungkinan akan diwarnai dengan lobi dan negosiasi yang intens saat kedua belah pihak memperjuangkan kepentingan mereka.

Satu hal yang pasti: sikap pemerintah AS terhadap TikTok mencerminkan ketidaknyamanan yang lebih luas tentang pengaruh perusahaan teknologi China yang terus berkembang. Kekhawatiran tentang keamanan nasional melampaui TikTok dan mencakup berbagai perusahaan teknologi China, mulai dari Huawei hingga Tencent. Karena Amerika Serikat dan China terus bergulat untuk supremasi teknologi, masa depan TikTok mungkin akan terperangkap dalam baku tembak.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Scroll to Top