Tiongkok, negara dengan populasi terpadat di dunia, menghadapi ancaman serius dari ancaman yang terjadi secara perlahan dan diam-diam: kota-kota yang tenggelam. Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Chinese Academy of Geological Sciences telah mengungkapkan bahwa hampir setengah dari kota-kota besar di Tiongkok mengalami penurunan permukaan tanah, atau amblesnya tanah.
Tren yang mengkhawatirkan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk urbanisasi yang cepat, pengambilan air tanah yang berlebihan, dan meningkatnya beban bangunan dan infrastruktur.
Konsekuensi dari penurunan permukaan tanah bisa sangat menghancurkan. Ketika tanah ambles, hal ini dapat menyebabkan banjir, merusak bangunan, dan mengganggu jaringan transportasi. Kota-kota di pesisir pantai sangat rentan, karena penurunan tanah dapat memperburuk dampak kenaikan permukaan air laut.
Situasi di China sangat memprihatinkan karena besarnya skala masalahnya. Negara ini telah mengalami periode urbanisasi yang cepat dalam beberapa dekade terakhir, dengan jutaan orang pindah ke kota untuk mencari pekerjaan dan peluang. Hal ini menyebabkan lonjakan permintaan akan air, yang sering kali diambil dari akuifer bawah tanah. Namun, pengambilan air ini dapat menyebabkan tanah menjadi padat dan ambles.
“Laju penurunan permukaan tanah di beberapa kota di China benar-benar mengkhawatirkan,” kata Dr. Li Zhang, penulis utama penelitian ini. “Di beberapa daerah, tanah tenggelam lebih dari 10 milimeter per tahun. Ini mungkin tidak terlihat banyak, tetapi seiring waktu, hal ini dapat memiliki dampak yang signifikan.”
Dampak penurunan permukaan tanah sudah mulai terasa di beberapa kota di China. Di Tianjin, misalnya, penurunan permukaan tanah telah menyebabkan banjir dan kerusakan bangunan. Di Shanghai, penurunan permukaan tanah telah menyebabkan intrusi air asin ke dalam akuifer air tawar.
Penyebab Penurunan Tanah di Perkotaan China
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penurunan tanah di kota-kota China. Faktor paling signifikan adalah pengurasan air tanah secara berlebihan. Seiring dengan pertumbuhan kota, kebutuhan air mereka meningkat. Di China, air tanah sering menjadi sumber utama air untuk penggunaan rumah tangga dan industri. Ketika air tanah diambil lebih cepat daripada yang dapat diisi kembali secara alami, permukaan air tanah akan turun. Hal ini dapat menyebabkan tanah menjadi padat dan turun.
Beban bangunan dan infrastruktur juga berkontribusi terhadap penurunan tanah. Saat kota menjadi lebih padat, beban bangunan dan struktur lainnya memberikan tekanan tambahan pada tanah di bawahnya. Ini dapat menyebabkan tanah terkompresi dan menurun.
Faktor geologi tertentu juga dapat memperparah penurunan tanah. Kota-kota yang dibangun di atas sedimen lunak, seperti lempung atau lanau, lebih rentan mengalami penurunan tanah dibandingkan dengan kota yang dibangun di atas batuan dasar. Selain itu, kota-kota pesisir berisiko lebih besar mengalami banjir akibat penurunan tanah, karena penurunan permukaan tanah memungkinkan air laut masuk lebih jauh ke daratan.
Bahaya Penurunan Tanah
Penurunan tanah menimbulkan ancaman signifikan bagi kota-kota di China dan penduduknya. Penurunan tanah dapat merusak bangunan, jalan raya, dan infrastruktur lainnya. Hal ini juga dapat mengganggu sistem drainase, yang menyebabkan peningkatan banjir. Di daerah pesisir, penurunan tanah dapat memperparah banjir dengan memungkinkan air laut masuk lebih jauh ke daratan.
Menurut sebuah laporan CNN, para ilmuwan memperingatkan bahwa penurunan tanah akan memperburuk banjir di kota-kota pesisir. Ini menjadi perhatian khusus bagi China, yang memiliki banyak kota besar terletak di pesisir.
Beberapa kota di China mengalami penurunan tanah yang signifikan. Kota Tianjin, misalnya, mengalami penurunan tanah dengan kecepatan lebih dari 10 milimeter per tahun. Hal ini telah menyebabkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur, serta menyebabkan peningkatan banjir.
Contoh lainnya adalah Shanghai, kota terpadat di China. Beberapa wilayah di Shanghai mengalami penurunan tanah lebih dari 10 mm per tahun, yang dianggap sebagai penurunan yang cepat. Penurunan tanah ini mengancam untuk menghancurkan infrastruktur penanggulangan banjir Shanghai.
Solusi Potensial untuk Mengatasinya
Ada sejumlah langkah yang dapat diambil untuk mengatasi penurunan tanah di kota-kota China. Salah satu langkah penting adalah mengurangi pengurasan air tanah. Ini dapat dicapai melalui berbagai tindakan, seperti meningkatkan praktik konservasi air, berinvestasi pada sumber air alternatif, dan mengatur pengambilan air tanah.
Langkah penting lainnya adalah meningkatkan perencanaan penggunaan lahan. Kota harus menghindari pembangunan di atas sedimen lunak atau di daerah yang rentan terhadap penurunan tanah. Selain itu, kota harus berinvestasi pada infrastruktur yang dapat menahan efek penurunan tanah, seperti tanggul laut dan infrastruktur penanggulangan banjir.
Pemerintah China telah mulai mengambil beberapa langkah untuk mengatasi penurunan tanah. Pada tahun 2019, pemerintah mengeluarkan pernyataan kebijakan yang menyerukan pengurangan pengurasan air tanah. Namun, masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah serius ini.