Jerman Pangkas Pajak 400.000 Talenta Global, Selamatkan Kesejahteraan Sosial Pekerja

Jerman Pangkas Pajak 400.000 Talenta Global untuk Selamatkan Kesejahteraan Sosial Pekerja

Jerman, negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, sedang berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, negara ini memiliki sistem jaring pengaman sosial yang luas, namun di sisi lain, menghadapi tantangan demografis yang signifikan. Populasi yang menua dan tingkat kelahiran yang rendah mengancam keberlanjutan sistem tersebut.

Untuk mengatasi hal ini, para pembuat kebijakan Jerman sedang mengusulkan reformasi besar-besaran pada sistem kesejahteraan sosial, dengan fokus pada menarik talenta global, mendorong efisiensi, dan menemukan keseimbangan baru antara tanggung jawab individu dan dukungan pemerintah.

Menarik Bakat Global dengan Potongan Pajak

Partai Demokrat Liberal Jerman (FDP) menjadi yang terdepan dalam menyerukan reformasi pajak untuk menarik pekerja terampil asing. “Jerman terlalu tidak menarik bagi para ahli dari luar negeri,” kata Menteri Keuangan Christian Lindner baru-baru ini kepada NZZ am Sonntag. “Kita harus membuat diri kita lebih menarik dengan potongan pajak yang ditargetkan untuk menarik talenta,” tambahnya.

Usulan FDP tersebut mencakup pengurangan pajak penghasilan bagi pekerja asing yang sangat terampil di bidang teknologi, sains, dan inovasi. Langkah ini diharapkan dapat membantu Jerman bersaing dengan negara-negara lain yang telah menerapkan kebijakan serupa untuk menarik talenta global.

Jerman tertinggal dalam perlombaan ini, menurut para ahli. Institut Jerman untuk Penelitian Ekonomi (DIW) memperkirakan bahwa Jerman kekurangan sekitar 400.000 pekerja terampil di bidang matematika, informatika, ilmu pengetahuan alam dan teknik (MINT).

FDP telah mengusulkan reformasi radikal yang bertujuan menarik tenaga kerja terampil asing ke Jerman. Mereka mengusulkan untuk mengurangi pajak penghasilan bagi pekerja asing yang sangat terampil selama beberapa tahun pertama mereka tinggal di negara itu.

Christian Lindner, Menteri Keuangan Jerman dan pemimpin FDP, berpendapat bahwa langkah ini diperlukan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil yang dihadapi Jerman di berbagai sektor. “Jerman semakin bergantung pada para ahli dari luar negeri,” kata Lindner, seperti yang dikutip oleh NZZ. “Kita harus lebih menarik bagi talenta internasional.”

Proposal FDP telah memicu perdebatan publik. Beberapa pihak, seperti asosiasi bisnis, mendukung rencana tersebut, dengan alasan bahwa hal itu akan membantu perusahaan Jerman bersaing secara global. Namun, yang lain, seperti serikat pekerja, berpendapat bahwa pemotongan pajak bagi pekerja asing akan menimbulkan ketidakadilan dan menurunkan upah secara keseluruhan.

Mereka berpendapat bahwa pemerintah harus fokus pada peningkatan pelatihan kejuruan dan pendidikan untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja terampil domestik.

Mencari Efisiensi dan Menanggulangi Mentalitas Hak

Para pembuat kebijakan Jerman lainnya juga menyerukan reformasi yang lebih luas pada sistem kesejahteraan sosial. Mereka mengakui bahwa sistem tersebut perlu dibuat lebih efisien dan berkelanjutan. “Negara kesejahteraan tidak boleh menjadi lebih gemuk, tetapi lebih bugar,” kata Karl-Josef Laumann, Menteri Urusan Sosial, Generasi, Perempuan, dan Kesetaraan Negara Bagian Nordrhein-Westfalen, kepada ntv.de.

Laumann menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap program kesejahteraan sosial yang ada untuk memastikan bahwa program tersebut menargetkan mereka yang membutuhkan dan mendorong partisipasi angkatan kerja.

Beberapa kritikus berpendapat bahwa sistem kesejahteraan sosial Jerman saat ini telah menumbuhkan mentalitas hak di kalangan penduduk. Menteri Keuangan Lindner mengatakan kepada NZZ am Sonntag, “Orang-orang mengharapkan lebih banyak dari negara daripada dari diri mereka sendiri.” Dia menyerukan perubahan budaya di mana individu mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk masa depan mereka sendiri.

Tanggung Jawab Individu dan Dukungan Pemerintah

Reformasi yang diusulkan memicu perdebatan publik yang sengit di Jerman. Para pendukung reformasi berpendapat bahwa perubahan tersebut diperlukan untuk memastikan keberlanjutan sistem kesejahteraan sosial dan daya saing ekonomi Jerman. Mereka berpendapat bahwa menarik talenta global dan mendorong partisipasi angkatan kerja akan memperkuat ekonomi dan basis keuangan sistem kesejahteraan sosial.

Namun, para penentang reformasi khawatir bahwa hal itu dapat melemahkan jaring pengaman sosial Jerman yang terkenal dan menyebabkan ketidaksetaraan sosial yang lebih besar. Mereka berpendapat bahwa negara harus mempertahankan komitmennya terhadap kesejahteraan sosial yang komprehensif dan adil bagi semua warga negara.

Para pembuat kebijakan Jerman lainnya menyerukan reformasi yang lebih luas pada sistem kesejahteraan sosial. Mereka berpendapat bahwa sistem saat ini terlalu mahal dan tidak efisien. Karl Lauterbach, Menteri Kesehatan Jerman dari Partai Demokrat Sosial (SPD), menyerukan “keadaan kesejahteraan yang lebih ramping”.

Lauterbach berpendapat bahwa sistem saat ini menghabiskan terlalu banyak uang untuk administrasi dan birokrasi, dan sumber daya tersebut dapat dialokasikan lebih baik untuk memberikan dukungan langsung kepada mereka yang membutuhkan.

Seruan untuk efisiensi juga datang dari sektor swasta. Menurut SWR, asosiasi perusahaan keluarga Jerman menyerukan “lebih sedikit subsidi dan lebih banyak efisiensi” dalam sistem kesejahteraan sosial. Mereka berpendapat bahwa pemerintah harus fokus pada memastikan bahwa program kesejahteraan ditargetkan kepada mereka yang paling membutuhkan dan bahwa program tersebut mendorong partisipasi angkatan kerja.

Mencari Jalan ke Depan

Jerman menghadapi tantangan yang sulit dalam menyeimbangkan perlunya efisiensi dan keberlanjutan fiskal dengan komitmen terhadap keadilan sosial. Reformasi yang diusulkan berusaha mencapai keseimbangan ini dengan menarik talenta global, mendorong partisipasi angkatan kerja, dan memastikan bahwa program kesejahteraan sosial menargetkan mereka yang membutuhkan.

Reformasi kesejahteraan sosial di Jerman juga memunculkan pertanyaan tentang keseimbangan antara kewajiban dan hak. Christian Lindner dari FDP telah menuduh masyarakat Jerman memiliki “sikap menuntut” terhadap negara. Dia berpendapat bahwa orang Jerman mengharapkan terlalu banyak dari pemerintah dan tidak cukup dari diri mereka sendiri. Lindner menyerukan agar ada perubahan budaya di Jerman, di mana orang lebih bertanggung jawab atas kesejahteraan mereka sendiri.

Namun, perdebatan publik tentang reformasi ini mencerminkan betapa sulitnya menemukan keseimbangan baru antara tanggung jawab individu dan dukungan pemerintah di Jerman.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Scroll to Top