Selandia Baru telah meningkatkan perjuangannya melawan vaping di kalangan remaja dengan pendekatan multi-cabang yang diumumkan pada 20 Maret 2024. Inti dari tindakan keras ini adalah pelarangan nasional terhadap vape sekali pakai, yang akan diterapkan pada akhir tahun.
Langkah ini muncul di tengah kekhawatiran yang meningkat tentang popularitas vaping yang semakin tinggi di kalangan remaja. “Vape sekali pakai ini murah dan tetap terlalu mudah didapatkan, meskipun ada perubahan di bawah pemerintahan sebelumnya,” kata Menteri Kesehatan Associate Casey Costello. “Itulah sebabnya produk vape sekali pakai yang murah ini akan dilarang total,” tambahnya.
Peningkatan Denda dan Langkah Penegakan Hukum
Undang-undang yang diusulkan melampaui sekadar melarang vape sekali pakai. Pemerintah juga berencana untuk secara signifikan meningkatkan denda bagi retailer yang kedapatan menjual vape dan produk lain yang dibatasi usia seperti rokok kepada anak di bawah umur. Saat ini, dendanya adalah sebesar $10.000. Di bawah peraturan baru, ini akan dinaikkan menjadi $100.000 yang mengejutkan.
Selain itu, denda pelanggaran juga akan meningkat tajam. Individu yang kedapatan menjual vape kepada anak di bawah umur akan dikenai denda $1.000, naik dari $500. Bisnis dapat dikenai denda $2.000, peningkatan signifikan dari denda $500 saat ini.
Hukuman yang lebih berat ini bertujuan untuk menghalangi retailer agar tidak melanggar hukum dan memastikan prosedur verifikasi usia yang lebih ketat diterapkan.
Dapatkah Selandia Baru Secara Efektif Mengurangi Vaping di Kalangan Remaja?
Meskipun langkah-langkah yang diusulkan tampak komprehensif, pertanyaan tetap ada tentang efektivitasnya. Kritikus menyoroti kurangnya dana tambahan yang dialokasikan untuk penegakan hukum. “Pemerintah tidak memiliki uang tambahan untuk tindakan penegakan hukum,” kata juru bicara kesehatan Partai Nasional Dr Shane Reti dalam wawancara dengan RNZ.
Kekhawatiran Dr. Reti menyoroti potensi hambatan. Tanpa mekanisme penegakan yang tepat, undang-undang baru tersebut mungkin kesulitan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Peningkatan tenaga kerja dan sumber daya untuk badan regulator mungkin diperlukan untuk memastikan implementasi yang efektif dari larangan tersebut dan prosedur verifikasi usia yang lebih ketat.
Sikap agresif Selandia Baru terhadap vaping remaja telah menarik perhatian internasional. Reuters, kantor berita global, melaporkan perkembangan tersebut, menyoroti posisi negara itu sebagai pelopor dalam mengatur produk vape.
Pengakuan internasional ini menggarisbawahi pentingnya tindakan Selandia Baru. Keberhasilan langkah-langkah ini berpotensi mempengaruhi perubahan kebijakan di negara lain yang menghadapi tantangan serupa.
Masalah Kesehatan Masyarakat: Dorongan di Balik Tindakan Keras
Keputusan untuk melarang vape sekali pakai dan meningkatkan denda berasal dari meningkatnya masalah kesehatan masyarakat. Vaping, terutama di kalangan remaja, dikaitkan dengan sejumlah potensi risiko kesehatan, termasuk kerusakan paru-paru dan kecanduan.
“Kami tahu bahwa tingkat vaping remaja sangat tinggi di Selandia Baru,” kata Menteri Associate Costello. “Perubahan ini bertujuan untuk melindungi tamariki (anak-anak) kita dari bahaya vaping dan memastikan mereka memiliki masa depan yang lebih sehat,” tegasnya.
Tindakan keras vaping pemerintah Selandia Baru mencerminka tren global yang berkembang ke arah peraturan yang lebih ketat untuk produk ini. Karena penelitian tentang efek kesehatan jangka panjang dari vaping terus berlanjut, pembuat kebijakan di seluruh dunia mengambil pendekatan yang lebih hati-hati untuk memastikan kesejahteraan warga negaranya, terutama generasi muda.
Beberapa bulan mendatang akan menjadi krusial bagi Selandia Baru. Menerapkan undang-undang yang diusulkan secara efektif dan mengatasi masalah penegakan hukum akan menjadi kunci keberhasilannya. Komunitas internasional akan mengamati dengan cermat untuk melihat apakah langkah berani ini dapat menurunkan tingkat vaping remaja dan menjadi preseden bagi negara lain.