Membentangi Himalaya yang rentan, sengketa wilayah longstanding antara India dan China telah kembali memanaskan tensi dalam beberapa pekan terakhir. Titik konfrontasi? Arunachal Pradesh, negara bagian di timur laut India yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya sendiri.
Kisah geopolitik yang simmering ini, diselingi eskalasi berkala, sekali lagi telah mendorong wilayah yang diperebutkan itu menjadi sorotan. Untuk memahami kebuntuan saat ini, penting untuk mempelajari latar belakang sejarah klaim, peristiwa terbaru yang memicu gelombang ketegangan baru, dan potensi implikasinya terhadap stabilitas regional.
Warisan Sengketa: Menguraikan Klaim atas Arunachal Pradesh
Akar dari sengketa wilayah China-India atas Arunachal Pradesh berciÄ…ng abad. Kedua negara mengklaim wilayah penting secara strategis itu, mengutip bukti sejarah dan budaya untuk memperkuat posisi mereka.
- Perspektif India: India menyatakan bahwa Arunachal Pradesh adalah bagian integral dan tak terpisahkan dari negara itu. Ini merujuk pada perjanjian era kolonial, seperti Konvensi Simla 1914, untuk mendukung klaimnya. Selain itu, India menekankan kontrol administratif atas wilayah tersebut selama beberapa dekade, melakukan sensus dan mengadakan pemilihan umum di sana.
- Klaim China: China menegaskan bahwa Arunachal Pradesh, yang disebutnya sebagai “Tibet Selatan”, secara historis berada di bawah administrasinya. Ini mengutip referensi dalam teks kuno dan peta tradisional untuk mendukung argumennya. China juga menentang keabsahan Konvensi Simla, mengklaim itu ditandatangani di bawah tekanan oleh pemerintah China yang lemah.
Perkembangan Terbaru Membara Api
Episode terbaru dalam perselisihan yang sudah berlangsung lama ini dimulai dengan kunjungan profil tinggi oleh Perdana Menteri India Narendra Modi ke Arunachal Pradesh pada Februari 2024. Kementerian Pertahanan China bereaksi keras terhadap kunjungan tersebut, menyebutnya sebagai “provokasi serius” yang melanggar kedaulatan teritorial China.
China dilaporkan meningkatkan pengerahan militer di sepanjang Line of Actual Control (LAC), perbatasan de facto yang memisahkan kedua negara. India, pada gilirannya, memperkuat kehadiran militernya sendiri di wilayah tersebut untuk melawan potensi agresi China.
Menambah api ke dalam konflik, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menegaskan kembali klaim China atas Arunachal Pradesh, menyebutnya “berdasar kuat dan tidak terbantahkan.” Pernyataan ini disambut dengan tanggapan tajam dari Kementerian Luar Negeri India, yang menepis pernyataan China sebagai “tidak masuk akal” dan “tidak berdasar.”
Kekhawatiran dan Potensi Konsekuensi
Kebuntuan yang sedang berlangsung atas Arunachal Pradesh telah menimbulkan keprihatinan serius tentang stabilitas regional. Konfrontasi militer besar-besaran antara dua raksasa Asia yang bersenjata nuklir akan memiliki dampak bencana, tidak hanya bagi India dan China tetapi juga bagi seluruh dunia.
Beberapa potensi konsekuensi dari eskalasi kebuntuan China-India:
- Konflik Militer: Kemungkinan bentrokan militer antara kedua pihak tidak bisa sepenuhnya dikesampingkan. Pengerahan besar-besaran pasukan di sepanjang LAC menciptakan situasi yang bergejolak di mana bahkan insiden kecil bisa spiral menjadi konflik yang lebih besar.
- Gangguan Ekonomi: Konflik militer besar-besaran akan sangat mengganggu perdagangan dan aktivitas ekonomi antara India dan China, dua negara terpadat di dunia. Ini akan berdampak berjenjang pada ekonomi global.
- Instabilitas Regional: Perang Indo-China akan mengacaukan seluruh kawasan, berpotensi menarik negara lain dan menciptakan konflik yang lebih luas. Ini bisa berdampak serius pada arsitektur keamanan Asia.
Sengketa Arunachal Pradesh adalah pengingat akan perlunya solusi damai dan berkelanjutan untuk menyelesaikan sengketa wilayah. Hanya melalui dialog, diplomasi, dan kerjasama regional, Asia Pasifik dapat mencapai perdamaian dan stabilitas yang langgeng.