Semut api merah, spesies invasif yang bisa menyebabkan kematian manusia dan hewan ternak, mengancam menyebar ke seluruh Australia jika program penghapusan senilai $1,2 miliar tidak segera diperbaiki, menurut kesaksian di hadapan komite senat.
Semut api merah pertama kali terdeteksi di Brisbane pada tahun 2001 dan sejak itu telah menyebar ke beberapa wilayah di Queensland dan New South Wales. Spesies ini berasal dari Amerika Selatan dan bisa menyengat berulang kali dengan rasa sakit seperti terbakar. Sekitar 2% orang yang disengat bisa mengalami reaksi alergi parah yang berpotensi fatal.
Menurut para ahli, dampak ekologis dan ekonomis semut api merah bisa lebih buruk daripada kelinci, kodok, rubah, unta, anjing liar, dan kucing liar digabungkan. Semut api merah bisa menghancurkan ekosistem asli, merusak tanaman, merampok sarang lebah, dan membunuh bayi ternak.
Program penghapusan semut api merah yang dibiayai oleh pemerintah federal dan negara bagian telah menghabiskan lebih dari $600 juta sejak tahun 2001, tetapi belum berhasil mengendalikan penyebaran semut api merah. Program ini juga dikritik karena kurang transparan, tidak akuntabel, dan tidak efektif.
Salah satu saksi yang memberikan kesaksian di depan komite senat adalah Dr Ben Hoffmann, seorang entomolog dari CSIRO yang pernah bekerja sebagai peneliti di NRIEP. Ia mengatakan bahwa program penghapusan semut api merah adalah “berantakan” dan “tidak ada harapan” untuk berhasil.
Ia menuduh bahwa NRIEP tidak memiliki strategi yang jelas, tidak mengikuti protokol ilmiah, tidak memanfaatkan data dan teknologi terbaru, dan tidak melibatkan para ahli dan pemangku kepentingan. Ia juga mengklaim bahwa NRIEP telah memanipulasi data dan menyembunyikan informasi dari publik.
Dr Hoffmann mengatakan bahwa ia telah mengajukan keluhan resmi kepada NRIEP, tetapi tidak mendapat tanggapan. Ia juga mengatakan bahwa ia telah mendapat tekanan dan intimidasi dari NRIEP karena menyuarakan pendapatnya.
“Program ini tidak berjalan dengan baik. Program ini tidak memiliki tujuan yang jelas. Program ini tidak memiliki rencana yang jelas. Program ini tidak memiliki indikator kinerja yang jelas. Program ini tidak memiliki mekanisme evaluasi yang jelas,” kata Dr Hoffmann.
Dr Hoffmann mengatakan bahwa program penghapusan semut api merah harus segera direformasi dan diawasi oleh otoritas independen. Ia juga mengatakan bahwa program ini harus bekerja sama dengan para ahli, petani, komunitas, dan organisasi non-pemerintah untuk meningkatkan partisipasi dan kesadaran publik.
“Kita perlu mengubah cara kita berpikir tentang semut api merah. Kita perlu menganggapnya sebagai ancaman nasional, bukan hanya masalah lokal. Kita perlu mengambil tindakan sekarang, sebelum terlambat,” kata Dr Hoffmann.