BP Plc, perusahaan minyak dan gas terbesar di Inggris, berencana untuk menginvestasikan sekitar $1,5 miliar di Mesir pada tahun 2024 untuk mengembangkan proyek-proyek gas alam di lepas pantai negara itu, menurut laporan Bloomberg News.
Investasi ini bertujuan untuk meningkatkan produksi gas Mesir, yang telah menurun sejak mencapai puncaknya pada tahun 2019, akibat penurunan permintaan domestik dan ekspor, serta penundaan beberapa proyek akibat pandemi Covid-19.
Mesir adalah salah satu pasar terpenting bagi BP, yang telah beroperasi di negara itu selama lebih dari 50 tahun dan memiliki sekitar 10% dari total produksi globalnya berasal dari sana. BP juga merupakan salah satu mitra utama pemerintah Mesir dalam upaya untuk mengembangkan sektor energi dan meningkatkan keamanan energi di negara itu.
Proyek-proyek gas yang akan dikembangkan oleh BP
BP memiliki beberapa proyek gas besar di lepas pantai Mesir, termasuk lapangan gas raksasa Zohr, yang merupakan penemuan gas alam terbesar di Laut Mediterania, dengan cadangan diperkirakan mencapai 30 triliun kaki kubik. BP memiliki 10% saham di Zohr, sementara Eni SpA, perusahaan minyak Italia, memiliki 50%, dan Mubadala Petroleum, perusahaan minyak milik Abu Dhabi, memiliki 10%.
Selain Zohr, BP juga memiliki saham di beberapa proyek gas lainnya di lepas pantai Mesir, seperti lapangan gas West Nile Delta, yang terdiri dari lima lapangan gas alam, yaitu Taurus, Libra, Giza, Fayoum, dan Raven. BP memiliki 82,75% saham di West Nile Delta, sementara Dea Deutsche Erdoel AG, perusahaan minyak Jerman, memiliki 17,25%.
BP juga memiliki saham di lapangan gas Atoll, yang terletak di lepas pantai Delta Nil, dengan cadangan diperkirakan mencapai 1,5 triliun kaki kubik. BP memiliki 100% saham di Atoll, yang mulai berproduksi pada tahun 2018.
Selain itu, BP juga berencana untuk mengembangkan proyek gas Matruh, yang terdiri dari tiga lapangan gas alam, yaitu Salmon, Tuna, dan Rahamat. BP memiliki 50% saham di Matruh, sementara Eni memiliki 50%.
Dampak investasi BP bagi Mesir dan sektor energinya
Investasi BP di Mesir diharapkan dapat memberikan manfaat bagi negara itu dan sektor energinya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam jangka pendek, investasi BP dapat membantu meningkatkan produksi gas Mesir, yang saat ini sekitar 6,2 miliar kaki kubik per hari, turun dari 7 miliar kaki kubik per hari pada tahun 2019. Dengan produksi gas yang lebih tinggi, Mesir dapat memenuhi kebutuhan energi domestiknya, yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi. Selain itu, Mesir juga dapat meningkatkan ekspor gasnya, baik melalui pipa maupun melalui fasilitas pencairan gas alam (LNG), yang dapat memberikan pendapatan bagi negara itu.
Dalam jangka panjang, investasi BP dapat mendukung upaya Mesir untuk menjadi pusat energi regional, yang dapat menghubungkan produsen dan konsumen gas alam di Afrika, Eropa, dan Timur Tengah. Mesir memiliki infrastruktur energi yang mapan, termasuk jaringan pipa gas, dua fasilitas LNG, dan beberapa terminal impor gas. Dengan sumber daya gas alam yang melimpah, Mesir dapat memanfaatkan infrastruktur ini untuk mengekspor gas ke negara-negara tetangga, seperti Yordania, Lebanon, Israel, dan Siprus, serta ke pasar Eropa melalui LNG.
Selain itu, investasi BP juga dapat membantu Mesir dalam transisi energinya, yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon. Gas alam dapat menjadi bahan bakar transisi yang dapat menggantikan bahan bakar fosil yang lebih berpolusi, seperti minyak dan batubara, dalam memproduksi listrik dan industri. Gas alam juga dapat berintegrasi dengan sumber energi terbarukan, seperti angin dan surya, untuk menyediakan pasokan energi yang stabil dan fleksibel.