Mantan Presiden AS Donald Trump menghadapi tantangan besar untuk menyelamatkan bisnisnya yang terlilit utang dan hukuman. Trump dan perusahaannya, Trump Organization, dituduh melakukan kejahatan pajak, penipuan, dan pencucian uang oleh jaksa penuntut di New York. Trump juga harus membayar denda sebesar US$354,9 juta dan dilarang berbisnis di New York selama tiga tahun oleh hakim pengadilan tinggi negara bagian itu.
Tuduhan Kejahatan Pajak dan Penipuan
Pada bulan Februari 2024, jaksa penuntut umum New York, Letitia James, mengajukan gugatan pidana terhadap Trump dan Trump Organization, dengan tuduhan melakukan kejahatan pajak dan penipuan terkait dengan properti dan transaksi bisnis mereka. Jaksa penuntut mengklaim bahwa Trump dan perusahaannya telah menipu pemerintah, bank, dan investor dengan memanipulasi nilai aset mereka untuk mendapatkan pinjaman, asuransi, dan potongan pajak yang menguntungkan.
Jaksa penuntut juga menuduh bahwa Trump dan perusahaannya telah mencuci uang melalui perusahaan-perusahaan bayangan dan rekening bank luar negeri, serta membayar upah gelap kepada karyawan dan pejabat. Jaksa penuntut mengatakan bahwa mereka memiliki bukti-bukti kuat, termasuk dokumen-dokumen keuangan, saksi-saksi, dan rekaman suara, yang menunjukkan bahwa Trump dan perusahaannya telah melakukan kejahatan selama lebih dari satu dekade.
Trump membantah semua tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai “perburuan penyihir politis” yang bertujuan untuk merusak reputasi dan karirnya. Trump juga mengatakan bahwa dia tidak terlibat langsung dalam urusan bisnisnya dan menyalahkan anak-anaknya, Donald Jr., Ivanka, dan Eric, yang mengelola Trump Organization . Trump mengatakan bahwa dia akan membela dirinya dan perusahaannya di pengadilan dan membuktikan bahwa mereka tidak bersalah .
Denda dan Larangan Berbisnis
Pada bulan Maret 2024, hakim pengadilan tinggi New York, Michael Katz, memutuskan bahwa Trump harus membayar denda sebesar US$354,9 juta kepada negara bagian New York, sebagai ganti rugi atas kerugian yang ditimbulkan oleh praktik bisnisnya yang tidak jujur. Hakim Katz juga melarang Trump dan perusahaannya berbisnis di New York selama tiga tahun, dengan alasan bahwa mereka telah melanggar undang-undang konsumen, persaingan usaha, dan antikorupsi.
Hakim Katz mengatakan bahwa putusannya didasarkan pada temuan-temuan jaksa penuntut umum New York, yang menunjukkan bahwa Trump dan perusahaannya telah mengeksploitasi orang-orang dan lembaga yang berurusan dengan mereka, serta menghindari kewajiban-kewajiban hukum dan pajak mereka. Hakim Katz juga mengatakan bahwa Trump dan perusahaannya telah menyalahgunakan kekuasaan dan pengaruh mereka untuk mengintimidasi dan menekan lawan-lawan dan kritikus mereka.
Trump mengkritik keputusan hakim Katz dan mengatakan bahwa dia akan mengajukan banding. Trump mengatakan bahwa hakim Katz adalah “hakim liberal yang bias” yang telah dipengaruhi oleh Partai Demokrat dan media. Trump juga mengatakan bahwa denda dan larangan berbisnis yang dikenakan kepadanya adalah “tidak adil dan tidak proporsional” dengan kesalahan yang dituduhkan kepadanya.
Utang dan Kebangkrutan
Selain menghadapi tuduhan dan hukuman hukum, Trump juga menghadapi masalah keuangan yang serius. Menurut laporan-laporan media, Trump dan perusahaannya memiliki utang sebesar lebih dari US$500 juta, yang sebagian besar akan jatuh tempo dalam beberapa tahun ke depan. Utang-utang tersebut berasal dari pinjaman-pinjaman yang digunakan untuk membiayai proyek-proyek properti dan bisnis Trump di dalam dan luar negeri, seperti hotel, resor, lapangan golf, dan menara-menara mewah.
Namun, sebagian besar aset-aset Trump telah mengalami penurunan nilai dan pendapatan akibat pandemi Covid-19, krisis politik, dan skandal-skandal hukum yang melibatkan Trump dan perusahaannya.
Beberapa mitra dan klien bisnis Trump juga telah memutuskan hubungan dengan mereka, karena khawatir akan dampak negatif bagi citra dan reputasi mereka. Akibatnya, Trump dan perusahaannya mengalami kesulitan untuk membayar bunga dan pokok utang mereka, serta menghadapi ancaman penyitaan dan tuntutan hukum dari para kreditur.
Beberapa analis dan ahli keuangan memperkirakan bahwa Trump dan perusahaannya akan terpaksa mengajukan kebangkrutan, jika tidak dapat menyelesaikan masalah utang mereka . Mereka juga mengatakan bahwa Trump dan perusahaannya akan kesulitan untuk mendapatkan pinjaman baru atau menjual aset mereka, karena reputasi dan kredibilitas mereka telah rusak.
Mereka juga menambahkan bahwa Trump dan perusahaannya akan menghadapi tantangan lebih besar untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis mereka di masa depan, karena larangan berbisnis di New York dan kemungkinan larangan serupa di negara bagian atau negara lain.