Singapura akan mengumumkan anggaran tahun 2024 pada hari Selasa, 16 Februari, dengan tema “Membangun Masa Depan Bersama” (Building Our Shared Future Together). Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Wong Kan Seng akan menyampaikan pidato anggaran di Parlemen pada pukul 15.30 waktu setempat.
Anggaran tahun ini diharapkan akan menyoroti prioritas pemerintah dalam mengatasi tantangan jangka panjang yang dihadapi Singapura, seperti biaya hidup, lapangan kerja, perubahan iklim, dan penuaan penduduk. Anggaran ini juga akan menjadi ujian bagi para pemimpin generasi keempat (4G) yang akan mengambil alih kepemimpinan negara pada tahun 2025.
Fokus pada Biaya Hidup dan Lapangan Kerja
Salah satu isu utama yang akan menjadi perhatian anggaran tahun ini adalah biaya hidup, terutama di tengah pandemi Covid-19 yang telah berdampak pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Menurut survei yang dilakukan oleh Institut Penelitian Sosial Singapura (SRIS), sekitar 40 persen responden mengatakan bahwa mereka mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi, sementara 30 persen mengatakan bahwa mereka menghadapi kesulitan dalam membayar tagihan dan utang.
Untuk membantu masyarakat mengatasi beban keuangan, pemerintah telah mengeluarkan lima paket bantuan senilai total S$100 miliar (Rp 1.060 triliun) sejak tahun lalu. Paket-paket ini mencakup subsidi upah, bantuan tunai, keringanan pajak, dan insentif untuk pelatihan dan penempatan kerja. Namun, beberapa paket bantuan, seperti Skema Perlindungan Pekerjaan (JSS), akan berakhir pada bulan Maret tahun ini.
Oleh karena itu, anggaran tahun ini diharapkan akan memberikan dukungan lanjutan bagi sektor-sektor yang masih terpukul oleh pandemi, seperti pariwisata, penerbangan, dan ritel. Selain itu, anggaran ini juga akan menekankan pentingnya menciptakan dan mempertahankan lapangan kerja, terutama bagi para pekerja yang terkena dampak restrukturisasi ekonomi dan perubahan teknologi.
Beberapa inisiatif yang mungkin diperkenalkan adalah program magang, bantuan modal kerja, dan skema peningkatan keterampilan.
Meningkatkan Pengeluaran Sosial untuk Kesehatan, Pendidikan, dan Lingkungan
Anggaran tahun ini juga akan menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan pengeluaran sosial dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk membentuk sebuah kompak sosial baru yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Di bidang kesehatan, pemerintah akan menghadapi tantangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tua dan memerlukan perawatan jangka panjang. Menurut proyeksi, jumlah penduduk Singapura yang berusia di atas 65 tahun akan meningkat dari 15,2 persen pada tahun 2020 menjadi 25,3 persen pada tahun 2030.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mungkin akan meningkatkan subsidi untuk perawatan kesehatan, memperluas cakupan asuransi, dan membangun lebih banyak fasilitas kesehatan di komunitas.
Di bidang pendidikan, pemerintah akan terus mendukung pembelajaran seumur hidup dan pengembangan bakat bagi semua lapisan masyarakat. Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing dan mobilitas sosial di era ekonomi digital. Beberapa langkah yang mungkin diambil adalah memberikan lebih banyak bantuan keuangan untuk pendidikan tinggi, memperkuat sistem pendidikan kejuruan, dan menyediakan lebih banyak peluang untuk pembelajaran online dan lintas batas.
Di bidang lingkungan, pemerintah akan menegaskan komitmennya untuk mengurangi emisi karbon dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Singapura telah menetapkan target untuk mencapai puncak emisi pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2050.
Untuk mencapai hal ini, pemerintah mungkin akan meningkatkan pajak karbon, memberikan insentif untuk kendaraan hijau, dan mempromosikan energi terbarukan dan efisiensi energi.
Menunjukkan Kepemimpinan dan Kepercayaan Publik
Anggaran tahun ini juga akan menjadi kesempatan bagi para pemimpin 4G untuk menunjukkan kepemimpinan dan kepercayaan publik menjelang pergantian kepemimpinan pada tahun 2025. Para pemimpin 4G akan menggantikan Perdana Menteri Lee Hsien Loong, yang telah memimpin Singapura sejak tahun 2004.
Para pemimpin 4G akan dihadapkan dengan tantangan untuk memimpin Singapura di tengah ketidakpastian global, ketegangan geopolitik, dan persaingan ekonomi. Mereka juga harus menangani harapan dan aspirasi masyarakat yang semakin beragam dan menuntut. Oleh karena itu, mereka harus mampu mengkomunikasikan visi dan rencana mereka dengan jelas dan meyakinkan, serta melibatkan dan memberdayakan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan.
Anggaran tahun ini akan menjadi salah satu indikator kinerja dan popularitas para pemimpin 4G di mata publik. Anggaran ini juga akan menjadi ajang untuk menunjukkan kerjasama dan koordinasi di antara para pemimpin 4G, yang belum menentukan siapa yang akan menjadi calon perdana menteri berikutnya.