Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengunjungi lokasi pabrik amunisi baru yang dibangun oleh perusahaan pertahanan Denmark Terma di kota Husum, Jerman, pada hari Rabu, 13 Februari 2024. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya kedua negara untuk meningkatkan kerjasama militer dan industri pertahanan di kawasan Nordik dan Baltik.
Pabrik amunisi baru ini akan memproduksi peluru kendali udara-ke-udara dan rudal anti-kapal yang akan digunakan oleh Angkatan Udara Jerman dan Angkatan Udara Kerajaan Denmark . Pabrik ini juga akan menyediakan amunisi untuk negara-negara anggota NATO lainnya yang membutuhkan. Pabrik ini diharapkan dapat beroperasi penuh pada tahun 2026 dan akan menciptakan sekitar 500 lapangan kerja di kawasan tersebut.
Kunjungan Scholz dan Frederiksen ke pabrik amunisi baru ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk memperkuat pertahanan bersama di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia . Rusia telah melakukan sejumlah provokasi militer di wilayah Eropa Timur dan Utara, seperti menerbangkan pesawat tempur di dekat perbatasan NATO, melakukan latihan militer di dekat Ukraina, dan mengerahkan pasukan di wilayah Arktik .
Tanggapan Scholz dan Frederiksen
Dalam konferensi pers bersama, Scholz dan Frederiksen menekankan pentingnya kerjasama pertahanan antara Jerman dan Denmark, serta antara negara-negara Nordik dan Baltik . Mereka juga mengecam tindakan agresif Rusia yang mengancam stabilitas dan keamanan di kawasan tersebut.
Scholz mengatakan bahwa Jerman “tidak akan tinggal diam” jika ada ancaman terhadap kedaulatan dan integritas wilayah negara-negara tetangganya. Ia juga menegaskan bahwa Jerman akan memenuhi target pengeluaran pertahanan NATO sebesar 2% dari PDB pada tahun 2024. Ia mengatakan bahwa hal ini penting untuk menunjukkan solidaritas dan kredibilitas Jerman sebagai sekutu NATO.
Frederiksen mengatakan bahwa Denmark “sangat menghargai” kerjasama dengan Jerman dalam bidang pertahanan dan industri. Ia juga mengatakan bahwa Denmark “sangat prihatin” dengan situasi di Ukraina, yang menjadi sasaran intimidasi Rusia. Ia menyerukan agar Rusia menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dan menghentikan provokasi militer di kawasan tersebut.
Reaksi Rusia
Rusia belum memberikan tanggapan resmi terhadap kunjungan Scholz dan Frederiksen ke pabrik amunisi baru di Jerman . Namun, sebelumnya Rusia telah mengecam rencana pembangunan pabrik tersebut sebagai “langkah provokatif” yang akan “meningkatkan ketegangan” di kawasan tersebut.
Rusia juga telah membantah bahwa tindakan militer mereka di wilayah Eropa Timur dan Utara merupakan ancaman bagi negara-negara NATO. Rusia mengklaim bahwa mereka hanya “melakukan latihan rutin” dan “menjaga kepentingan nasional” mereka di wilayah tersebut.
Rusia juga telah menuduh NATO “mengelilingi” dan “menekan” mereka dengan “memperkuat kehadiran militer” dan “membangun infrastruktur pertahanan” di dekat perbatasan mereka. Rusia mengatakan bahwa mereka “berhak untuk mengambil tindakan balasan” jika merasa terancam oleh NATO.
Analisis
Kunjungan Scholz dan Frederiksen ke pabrik amunisi baru di Jerman merupakan simbol dari hubungan yang erat antara Jerman dan Denmark, serta antara negara-negara Nordik dan Baltik . Kedua negara memiliki kepentingan bersama dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan tersebut, yang menjadi target potensial dari agresi Rusia.
Kunjungan ini juga merupakan pesan yang jelas kepada Rusia bahwa Jerman dan Denmark, serta negara-negara NATO lainnya, siap untuk mempertahankan diri dan mendukung sekutu-sekutu mereka jika ada ancaman dari Rusia . Dengan memproduksi amunisi sendiri, Jerman dan Denmark meningkatkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan mereka pada pemasok asing.
Namun, kunjungan ini juga berisiko memperburuk hubungan antara Jerman dan Rusia, serta antara NATO dan Rusia . Rusia mungkin akan menanggapi kunjungan ini dengan cara yang negatif dan meningkatkan aktivitas militer mereka di wilayah tersebut. Hal ini dapat menimbulkan eskalasi dan memicu konflik yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, penting bagi Jerman dan Denmark, serta negara-negara NATO lainnya, untuk menjaga komunikasi dan mencari dialog dengan Rusia, agar dapat menyelesaikan perbedaan dan menghindari kesalahpahaman yang dapat membahayakan perdamaian dan kerjasama di kawasan tersebut.