Alexander Stubb, mantan perdana menteri Finlandia yang berhaluan tengah-kanan, berhasil memenangkan pemilihan presiden kedua pada hari Minggu, mengalahkan rivalnya Sauli Niinistö, presiden petahana yang berasal dari partai konservatif.
Stubb, yang juga pernah menjabat sebagai menteri luar negeri dan keuangan, mendapatkan 52,3 persen suara, sementara Niinistö hanya mendapatkan 47,7 persen, menurut hasil resmi yang diumumkan oleh komisi pemilihan. Kemenangan Stubb menandai pergantian kekuasaan di Finlandia setelah Niinistö memimpin negara itu selama dua periode sejak tahun 2012.
Stubb, yang berusia 54 tahun, dikenal sebagai politisi yang pro-Eropa dan pro-NATO, serta pendukung kuat integrasi regional di Skandinavia dan Baltik. Ia juga merupakan salah satu kritikus terbesar Rusia, yang berbatasan dengan Finlandia, dan telah menyerukan sanksi yang lebih keras terhadap Moskow atas campur tangannya di Ukraina.
Dalam pidato kemenangannya, Stubb mengatakan bahwa ia ingin menjadikan Finlandia sebagai “negara yang terbuka, inklusif, dan berani” yang mampu menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, migrasi, dan keamanan. Ia juga berjanji untuk bekerja sama dengan semua partai politik dan mitra internasional untuk memajukan kepentingan Finlandia.
“Kita hidup di dunia yang penuh ketidakpastian dan konflik. Kita perlu lebih banyak dialog, lebih banyak kerjasama, dan lebih banyak solidaritas. Kita perlu mempertahankan nilai-nilai kita, seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum. Kita perlu memperkuat posisi kita di Eropa dan di dunia,” kata Stubb.
Pemilihan presiden Finlandia diadakan dalam dua putaran, jika tidak ada kandidat yang mendapatkan lebih dari 50 persen suara di putaran pertama. Pada 4 Februari, Niinistö memimpin putaran pertama dengan 48,8 persen suara, diikuti oleh Stubb dengan 18,9 persen. Sembilan kandidat lainnya tersingkir dari perlombaan.
Meskipun jabatan presiden Finlandia sebagian besar bersifat seremonial, presiden memiliki peran penting dalam kebijakan luar negeri, terutama dalam hubungan dengan Rusia, yang merupakan mitra dagang terbesar Finlandia. Presiden juga menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata dan memiliki hak veto atas undang-undang yang berkaitan dengan keamanan nasional.
Stubb akan dilantik sebagai presiden ke-12 Finlandia pada 1 Maret 2024, menggantikan Niinistö, yang berusia 75 tahun. Ia akan menjabat selama enam tahun, tanpa kemungkinan untuk dipilih kembali. Stubb adalah anggota Partai Koalisi Nasional, yang juga merupakan partai terbesar di parlemen Finlandia. Ia pernah menjadi perdana menteri dari tahun 2014 hingga 2015, tetapi kalah dalam pemilihan umum tahun 2015 dan mundur dari jabatannya sebagai ketua partai.
Ia kemudian menjadi wakil presiden Bank Investasi Eropa, sebuah lembaga keuangan Uni Eropa, sebelum kembali ke politik Finlandia pada tahun 2023 dengan mencalonkan diri sebagai presiden.
Stubb dianggap sebagai salah satu politisi paling karismatik dan populer di Finlandia, dengan gaya komunikasi yang lancar dan humor yang cerdas. Ia fasih berbicara dalam lima bahasa, yaitu Finlandia, Swedia, Inggris, Prancis, dan Jerman, dan memiliki gelar doktor dalam bidang ilmu politik. Ia juga dikenal sebagai atlet yang rajin, yang sering berpartisipasi dalam lomba lari, bersepeda, dan triatlon.
Reaksi atas kemenangan Stubb bervariasi, baik di dalam maupun di luar negeri. Para pendukungnya merayakan hasil pemilihan sebagai bukti bahwa rakyat Finlandia menginginkan perubahan dan pembaruan, serta lebih banyak keterlibatan dengan Eropa dan NATO. Para penentangnya, terutama dari sayap kiri dan nasionalis, mengkritik Stubb sebagai boneka Barat yang akan menjual kepentingan Finlandia kepada Brussel dan Washington, serta memprovokasi Rusia dengan sikapnya yang keras.
Para pemimpin Eropa dan NATO menyambut baik kemenangan Stubb, dan mengucapkan selamat kepadanya melalui telepon atau media sosial. Mereka mengatakan bahwa mereka berharap dapat bekerja sama dengan Stubb untuk memperkuat hubungan antara Finlandia dan sekutu-sekutunya, serta untuk menangani isu-isu regional dan global yang penting.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengirimkan pesan ucapan selamat kepada Stubb, tetapi menekankan bahwa ia berharap Finlandia akan tetap netral dan tidak bergabung dengan NATO, yang dianggap oleh Rusia sebagai ancaman bagi keamanan dan stabilitasnya.
Kemenangan Stubb dianggap sebagai gejala dari pergeseran politik yang terjadi di Eropa Utara, di mana partai-partai tengah-kanan dan liberal mulai menggantikan partai-partai konservatif dan sosial-demokrat yang telah lama berkuasa. Hal ini terlihat dari hasil pemilihan di Swedia, Denmark, Norwegia, dan Islandia, di mana partai-partai pro-Eropa dan pro-NATO berhasil memenangkan suara mayoritas atau membentuk pemerintahan koalisi.
Para analis mengatakan bahwa hal ini mencerminkan keinginan masyarakat untuk memiliki pemimpin yang lebih visioner, dinamis, dan responsif terhadap tantangan zaman.