Boeing 737 Max: Masih Aman untuk Terbang di Tahun 2024?

Boeing 737 Max: Masih Aman untuk Terbang di Tahun 2024?

737 Max adalah pesawat yang penting bagi Boeing, baik secara finansial maupun strategis. Pesawat tersebut adalah produk unggulan Boeing, yang diharapkan dapat memberikan keuntungan dan pertumbuhan bagi perusahaan tersebut dalam jangka panjang. Namun, pesawat tersebut juga menjadi simbol dari krisis yang dihadapi Boeing, yang mengancam eksistensi dan reputasi perusahaan tersebut sebagai pemimpin industri penerbangan global.

Apakah Boeing dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dan mengembalikan kejayaan 737 Max, atau apakah pesawat tersebut akan menjadi bumerang bagi Boeing, masih harus dilihat.

Masalah Keselamatan Terus Membayangi Pesawat Boeing 737 Max

Pesawat Boeing 737 Max, yang pernah dilarang terbang selama 20 bulan setelah dua kecelakaan mematikan, kembali menghadapi sejumlah masalah keselamatan yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan penumpang, maskapai, dan regulator.

Pada bulan Oktober 2024, sebuah pesawat 737 Max baru yang sedang dalam penerbangan pengiriman dari Seattle ke Brussels mengalami masalah kendali penerbangan dan harus kembali ke bandara. Masalah tersebut, yang terkait dengan autopilot, berhasil diperbaiki dengan cepat dan pesawat tersebut melanjutkan penerbangannya keesokan harinya.

Namun, ini bukanlah insiden terisolasi. Sejak 737 Max kembali beroperasi, telah dilaporkan lebih dari 180 kegagalan, malfungsi, atau cacat serius pada pesawat tersebut kepada regulator AS, Federal Aviation Administration (FAA). Sebagian besar masalah ditemukan pada pesawat yang sedang di darat, tetapi pada 22 kesempatan, mereka terjadi saat terbang, dan pada empat dari mereka, pilot menyatakan keadaan darurat.

Pada bulan Januari 2024, sebuah panel kabin meledak di udara pada sebuah penerbangan Alaska Airlines, yang menimbulkan pertanyaan tentang kualitas manufaktur dan pengawasan FAAPada bulan Februari 2024, sebuah pemasok Boeing melaporkan bahwa beberapa badan pesawat 737 Max memiliki lubang yang mungkin tidak dibor dengan benar, yang dapat menyebabkan retakan atau korosi.

Masalah-masalah ini terjadi dalam armada AS yang masih relatif kecil, dengan kurang dari 160 pesawat yang dikirim hingga pertengahan Oktober 2024 – beberapa di antaranya dilarang terbang selama beberapa minggu pada awal tahun setelah ditemukan masalah listrikBoeing 737 Max.

Laporan kesulitan layanan juga dipublikasikan oleh regulator Kanada, Transport Canada. Basis data mereka menunjukkan bahwa armada Kanada dari 56 pesawat 737 Max telah menghasilkan 19 laporan, lima di antaranya terkait dengan insiden saat terbang.

Boeing Menyangkal Adanya Masalah Baru pada 737 Max

Boeing, produsen pesawat terbesar di dunia, menolak adanya masalah baru pada 737 Max. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa pesawat tersebut adalah “pesawat angkut yang paling diteliti dalam sejarah” dan bahwa ia “aman dan andal”. Boeing juga mengatakan bahwa ia bekerja sama dengan pelanggan dan regulator untuk menyelesaikan setiap masalah yang muncul dan bahwa ia berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas produknya.

Boeing mengklaim bahwa banyak laporan kesulitan layanan yang diajukan adalah karena proses pemeriksaan yang lebih ketat yang diterapkan setelah 737 Max kembali beroperasi. Perusahaan tersebut juga mengatakan bahwa beberapa masalah yang dilaporkan tidak spesifik untuk 737 Max, tetapi juga mempengaruhi model pesawat lainnya.

Namun, beberapa kritikus tidak puas dengan penjelasan Boeing. Mereka menuduh perusahaan tersebut tidak transparan tentang masalah keselamatan dan tidak memperbaiki budaya internalnya yang diduga berkontribusi pada dua kecelakaan 737 Max sebelumnya. Mereka juga menuntut agar FAA lebih ketat dalam mengawasi Boeing dan memastikan bahwa pesawat tersebut memenuhi standar keselamatan tertinggi.

Penumpang Masih Waspada terhadap 737 Max

737 Max adalah pesawat penumpang terlaris Boeing, dengan lebih dari 4.000 pesanan dari maskapai di seluruh dunia. Pesawat tersebut dirancang untuk menjadi lebih hemat bahan bakar, lebih nyaman, dan lebih ramah lingkungan daripada pendahulunya. Namun, reputasi pesawat tersebut tercoreng oleh dua kecelakaan besar yang terjadi dalam kurun waktu lima bulan pada tahun 2018 dan 2019.

Kecelakaan pertama melibatkan pesawat Lion Air yang jatuh ke Laut Jawa, menewaskan 189 orang. Kecelakaan kedua melibatkan pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh dekat Addis Ababa, menewaskan 157 orang. Penyelidikan menunjukkan bahwa kedua kecelakaan disebabkan oleh cacat pada perangkat lunak kendali penerbangan yang disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS), yang dirancang untuk mencegah pesawat terlalu condong ke atas. 

Namun, sistem ini malah mendorong hidung pesawat ke bawah berulang kali, membuat pilot tidak dapat mengendalikannya.

Setelah kecelakaan kedua, regulator di seluruh dunia melarang 737 Max terbang, memaksa Boeing untuk menghentikan produksi dan pengiriman pesawat tersebut. Boeing kemudian mengubah perangkat lunak MCAS dan membuat perubahan fisik lainnya pada pesawat tersebut, termasuk menambahkan sensor dan peringatan tambahan.

FAA akhirnya menyetujui 737 Max untuk kembali terbang pada November 2020, setelah serangkaian tes dan evaluasi. Regulator lainnya, seperti Eropa, Kanada, dan Brasil, juga mengikuti langkah yang sama, tetapi dengan persyaratan tambahan.

Namun, meskipun 737 Max telah kembali beroperasi, banyak penumpang yang masih ragu untuk naik pesawat tersebut. Menurut survei yang dilakukan oleh Bank of America pada bulan Januari 2024, hanya 39% responden yang mengatakan bahwa mereka akan merasa nyaman untuk naik 737 Max dalam waktu dekat, sementara 51% mengatakan bahwa mereka akan menunggu setidaknya enam bulan, dan 10% mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah naik pesawat tersebut.

Beberapa maskapai, seperti American Airlines, Southwest Airlines, dan United Airlines, telah memberikan opsi kepada penumpang untuk mengubah penerbangan mereka jika mereka mengetahui bahwa mereka akan naik 737 Max. Maskapai-maskapai ini juga berusaha untuk meyakinkan penumpang bahwa pesawat tersebut aman, dengan memberikan informasi, video, dan testimoni dari pilot, teknisi, dan eksekutif mereka.

Namun, tidak semua maskapai memberikan fleksibilitas kepada penumpang. Beberapa maskapai, seperti Ryanair, tidak memberitahu penumpang bahwa mereka akan naik 737 Max sampai mereka tiba di bandara.

Maskapai Irlandia ini bahkan mengubah nama pesawat tersebut menjadi 737-8200, yang merupakan varian khusus yang dapat menampung lebih banyak kursi. Ryanair mengatakan bahwa pesawat tersebut adalah “pesawat paling hijau, paling bersih, dan paling tenang yang pernah dibuat” dan bahwa ia tidak perlu memberi tahu penumpang karena tidak ada perbedaan yang signifikan dengan model lainnya.

Regulator dan Legislator Meningkatkan Pengawasan terhadap Boeing

Sementara itu, regulator dan legislator AS terus meningkatkan pengawasan terhadap Boeing dan FAA, terutama setelah laporan dari Komite Transportasi dan Infrastruktur DPR AS yang menyalahkan keduanya atas dua kecelakaan 737 Max. Laporan tersebut, yang dirilis pada September 2020, menemukan bahwa Boeing menekan biaya dan jadwal pada pengembangan 737 Max, mengorbankan keselamatan dan kualitas.

Laporan tersebut juga menemukan bahwa FAA gagal melakukan pengawasan yang memadai terhadap Boeing dan terlalu bergantung pada perusahaan tersebut untuk mengevaluasi dan menyetujui desain pesawatnya sendiri.

Sejak itu, FAA telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan proses sertifikasi dan pengawasan pesawat, termasuk meninjau ulang peran dan tanggung jawab insinyur dan inspektur Boeing yang ditunjuk oleh FAA. FAA juga telah membentuk Komite Penasihat Keselamatan, yang terdiri dari para ahli dari industri, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil, untuk memberikan rekomendasi tentang bagaimana meningkatkan praktik keselamatan FAA.

Namun, beberapa legislator AS masih tidak puas dengan tindakan FAA dan Boeing. Pada bulan Februari 2024, Komite Perdagangan Senat AS mengadakan sidang mendengar tentang keselamatan 737 Max, di mana mereka memanggil Administrator FAA Steve Dickson dan CEO Boeing David Calhoun untuk memberikan kesaksian.

Dalam sidang tersebut, para senator mengkritik Boeing atas kurangnya transparansi dan akuntabilitas, serta menanyakan apakah FAA memiliki sumber daya dan otoritas yang cukup untuk mengawasi Boeing.

Salah satu senator yang paling vokal dalam mengecam Boeing adalah Maria Cantwell, yang merupakan ketua komite tersebut. Cantwell, yang mewakili negara bagian Washington, tempat berdirinya markas besar Boeing, mengatakan bahwa ia “sangat kecewa” dengan perilaku Boeing dan bahwa ia akan mendorong untuk mengesahkan undang-undang yang akan memberikan lebih banyak kekuasaan dan tanggung jawab kepada FAA dalam proses sertifikasi pesawat.

Apa Masa Depan 737 Max?

Meskipun menghadapi tantangan dan kritik, Boeing tetap optimis tentang masa depan 737 Max. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa pesawat tersebut memiliki permintaan yang tinggi dari maskapai, terutama di pasar berkembang seperti Asia dan Amerika Latin, di mana permintaan akan perjalanan udara diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang.

Boeing juga mengatakan bahwa pesawat tersebut memiliki potensi untuk menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan, dengan mengurangi emisi karbon dan bising. Boeing berencana untuk memperkenalkan varian baru dari 737 Max, yang disebut 737 Max 10, pada tahun 2024. Varian ini akan memiliki kapasitas penumpang yang lebih besar, hingga 230 kursi, dan jangkauan yang lebih jauh, hingga 3.300 mil laut.

Namun, Boeing juga mengakui bahwa pesawat tersebut menghadapi persaingan yang ketat dari pesaing utamanya, Airbus, yang telah meluncurkan pesawat baru yang disebut A321neo, yang juga merupakan pesawat penumpang berbadan sempit yang hemat bahan bakar. Airbus telah mendapatkan lebih dari 3.000 pesanan untuk A321neo, sementara Boeing hanya mendapatkan sekitar 550 pesanan untuk 737 Max 10.

Selain itu, Boeing juga harus mengatasi tantangan hukum dan reputasi yang dihadapinya akibat dua kecelakaan 737 Max. Boeing telah menghabiskan lebih dari $20 miliar untuk menyelesaikan klaim dan gugatan dari keluarga korban, maskapai, pemasok, dan regulator. Boeing juga telah dikenai denda sebesar $2,5 miliar oleh Departemen Kehakiman AS karena menipu FAA tentang perangkat lunak MCAS.

Boeing juga harus memulihkan kepercayaan publik terhadap pesawat tersebut, yang telah terpukul oleh berbagai masalah keselamatan yang muncul sejak 737 Max kembali beroperasi. Boeing harus membuktikan bahwa pesawat tersebut benar-benar aman dan andal, dan bahwa ia telah belajar dari kesalahan masa lalunya.

Boeing juga harus bersaing dengan Airbus, yang telah memanfaatkan kesempatan untuk merebut pangsa pasar dari Boeing dengan menawarkan pesawat yang lebih modern dan inovatif.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Scroll to Top