China, negara importir komoditas terbesar di dunia, memulai tahun 2024 dengan impor minyak mentah, gas alam cair (LNG), batubara, dan bijih besi yang kuat, menunjukkan pemulihan permintaan dari dampak pandemi COVID-19 meski menghadapi tantangan ekonomi.
Data dari Administrasi Umum Bea Cukai China menunjukkan bahwa impor minyak mentah China naik 11% pada 2024 dibandingkan 2023, mencapai 563,99 juta ton metrik, atau sekitar 11,28 juta barel per hari (bpd). Ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah, melampaui rekor sebelumnya sebesar 10,81 juta bpd pada 2020.
Impor LNG China juga mencetak rekor baru pada 2024, dengan volume mencapai 111,5 juta ton, naik 16,6% dari tahun sebelumnya. China merupakan konsumen LNG terbesar kedua di dunia setelah Jepang, dan telah meningkatkan impor LNG untuk memenuhi kebutuhan energi yang bersih dan ramah lingkungan.
Sementara itu, impor batubara China melonjak 61,8% pada 2024 dari tahun sebelumnya, mencapai 474,42 juta ton. Lonjakan ini terutama disebabkan oleh kekurangan pasokan domestik yang memicu krisis energi di beberapa provinsi pada akhir 2023. China juga mengurangi pembatasan impor batubara dari Australia, negara eksportir batubara terbesar di dunia, setelah hubungan diplomatik kedua negara membaik.
Terakhir, impor bijih besi China pada 2024 juga meningkat 6,6% dari tahun sebelumnya, mencapai 1,28 miliar ton. Ini merupakan volume impor tertinggi sejak 2017, didorong oleh permintaan baja yang kuat dari sektor konstruksi dan manufaktur. China merupakan produsen dan konsumen baja terbesar di dunia, dan mengimpor sebagian besar bijih besi yang dibutuhkan dari negara-negara seperti Australia, Brasil, dan Afrika Selatan.
Analis: Impor Komoditas China Tunjukkan Ketahanan Ekonomi
Peningkatan impor komoditas China pada 2024 menunjukkan bahwa ekonomi China tetap tangguh di tengah perlambatan pertumbuhan global, ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat, dan lonjakan inflasi. China merupakan salah satu negara pertama yang keluar dari resesi akibat pandemi COVID-19, dan berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8,1% pada 2023.
Menurut Clyde Russell, kolumnis Reuters yang mengulas pasar komoditas, impor minyak mentah China mencerminkan pemulihan permintaan bahan bakar di dalam negeri setelah China mengakhiri kebijakan nol-COVID pada akhir 2022. China juga terus menambah stok minyak mentah strategis dan komersial, serta meningkatkan ekspor produk minyak olahan, untuk mengoptimalkan margin kilang dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Russell juga menilai bahwa impor LNG China menggambarkan upaya China untuk beralih ke energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, sejalan dengan komitmen China untuk mencapai emisi karbon netral pada 2060. China telah memperluas infrastruktur LNG di seluruh negeri, termasuk terminal penerima, pipa transmisi, dan fasilitas penyimpanan, untuk memastikan pasokan yang cukup dan stabil.
Mengenai impor batubara, Russell mengatakan bahwa kenaikan volume pada 2024 merupakan fungsi dari harga impor yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan level rekor tinggi pada 2022, serta pertumbuhan konsumsi batubara China yang kuat dipimpin oleh sektor pembangkit listrik. Namun, Russell memperkirakan bahwa impor batubara China akan menurun pada 2024, seiring dengan normalisasi pasokan domestik dan peningkatan penggunaan energi terbarukan.
Terkait impor bijih besi, Russell menekankan bahwa China masih mendominasi perdagangan global bijih besi, dengan pangsa impor mencapai 72% dari total volume perdagangan pada 2023. Russell mengatakan bahwa permintaan bijih besi China akan tetap kuat pada 2024, karena tidak ada pembatasan produksi baja yang diberlakukan oleh pemerintah dan ekspor baja yang lebih tinggi dari yang diharapkan.