Guinea Menyetujui Kesepakatan Pengembangan Pertambangan Biji Besi dengan China

Guinea Menyetujui Kesepakatan Pengembangan Pertambangan Biji Besi dengan China

Guinea, negara Afrika Barat yang kaya akan sumber daya alam, telah menyetujui kesepakatan pengembangan bersama dengan mitra Tiongkok untuk membangun proyek bijih besi Simandou, yang merupakan cadangan bijih besi terbesar yang belum dieksploitasi di dunia.

Proyek Simandou, yang diperkirakan memiliki cadangan lebih dari 2 miliar ton bijih besi berkualitas tinggi, telah lama menjadi sasaran para investor dan pengembang, tetapi menghadapi berbagai tantangan, termasuk biaya infrastruktur yang tinggi, perselisihan hukum, dan ketidakstabilan politik.

Pada bulan Februari 2024, pemerintah Guinea mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan konsorsium yang terdiri dari China Baowu Steel Group, Aluminium Corporation of China (Chalco), dan Guinea Development Corporation (GDC) untuk mengembangkan blok 1 dan 2 dari proyek Simandou.

Menurut perjanjian tersebut, konsorsium akan membentuk perusahaan patungan dengan pemerintah Guinea, yang akan memiliki 15% saham, untuk mengoperasikan tambang dan membangun jalur kereta api sepanjang 650 km dan pelabuhan laut untuk mengangkut bijih besi ke pasar global.

Perjanjian tersebut juga menetapkan bahwa konsorsium akan membayar royalti sebesar 0,5% dari pendapatan kotor kepada pemerintah Guinea, serta pajak pertambangan sebesar 30%. Selain itu, konsorsium akan memberikan kontribusi sebesar $3 miliar untuk pembangunan infrastruktur sosial dan ekonomi di Guinea.

Perjanjian tersebut telah disetujui oleh parlemen Guinea pada tanggal 3 Februari 2024, dengan mayoritas suara 98 banding 1. Perdana Menteri Guinea, Ibrahima Kassory Fofana, mengatakan bahwa kesepakatan tersebut adalah “sejarah baru” bagi negaranya dan akan membawa manfaat besar bagi rakyat Guinea.

“Kami telah menegosiasikan kesepakatan yang adil dan menguntungkan bagi semua pihak, yang akan memungkinkan kami untuk memanfaatkan potensi besar dari proyek Simandou, yang merupakan aset strategis bagi Guinea dan Tiongkok,” kata Fofana.

Tiongkok meningkatkan investasi di sektor bijih besi Guinea

Kesepakatan pengembangan bersama untuk proyek Simandou menunjukkan ambisi Tiongkok untuk meningkatkan investasi dan pengaruhnya di sektor bijih besi Guinea, yang merupakan salah satu pemasok bijih besi terbesar di dunia.

Tiongkok, yang merupakan konsumen bijih besi terbesar di dunia, bergantung pada impor bijih besi untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan industri baja negaranya. Namun, Tiongkok menghadapi keterbatasan pasokan dan kenaikan harga bijih besi akibat penurunan produksi di Brasil, salah satu eksportir bijih besi terbesar di dunia, yang terkena dampak pandemi COVID-19 dan bencana lingkungan.

Oleh karena itu, Tiongkok berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada pasokan bijih besi dari Brasil dan Australia, yang merupakan mitra dagang utama tetapi juga saingan geopolitik Tiongkok. Tiongkok juga berupaya untuk mendiversifikasi sumber pasokan bijih besi dan meningkatkan kualitas bijih besi yang diimpor, yang akan membantu mengurangi emisi karbon dari industri baja Tiongkok.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Tiongkok telah meningkatkan investasi dan kerjasama dengan negara-negara Afrika, khususnya Guinea, yang memiliki cadangan bijih besi berkualitas tinggi dan biaya produksi yang rendah. Tiongkok telah menjadi mitra dagang dan investor terbesar Guinea, dengan nilai perdagangan bilateral mencapai $2,8 miliar pada tahun 2023, meningkat 25% dari tahun sebelumnya.

Selain terlibat dalam proyek Simandou, Tiongkok juga memiliki kepentingan di proyek bijih besi Nimba, yang berlokasi di perbatasan antara Guinea, Liberia, dan Pantai Gading. Pada bulan September 2023, China Baowu Steel Group mengakuisisi 85% saham di Nimba Iron Ore Company (NICO), yang memiliki lisensi eksplorasi untuk proyek Nimba, dari High Power Exploration (HPX), sebuah perusahaan yang didirikan oleh miliarder Robert Friedland.

China Baowu Steel Group, yang merupakan produsen baja terbesar di dunia, berencana untuk menginvestasikan $14 miliar untuk membiayai pengembangan proyek Simandou dan Nimba, serta proyek-proyek lainnya di sektor bijih besi. Pada bulan Januari 2024, China Baowu Steel Group berhasil menerbitkan obligasi senilai $14 miliar, dengan bunga 3,5%, yang sebagian besar akan dialokasikan untuk proyek Simandou.

Dampak dan tantangan dari pengembangan proyek bijih besi Guinea

Pengembangan proyek bijih besi Guinea, khususnya proyek Simandou, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan pembangunan Guinea, serta pasar bijih besi global.

Menurut studi yang dilakukan oleh konsultan PricewaterhouseCoopers (PwC) pada tahun 2019, proyek Simandou dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Guinea sebesar 27% pada tahun 2040, menciptakan 45.000 lapangan kerja langsung dan tidak langsung, dan meningkatkan pendapatan negara sebesar $5,9 miliar per tahun.

Proyek Simandou juga dapat meningkatkan kapasitas produksi bijih besi Guinea dari 60 juta ton per tahun saat ini menjadi 200 juta ton per tahun pada tahun 2030, yang akan menjadikan Guinea sebagai eksportir bijih besi terbesar ketiga di dunia, setelah Australia dan Brasil.

Hal ini akan meningkatkan persaingan dan diversifikasi di pasar bijih besi global, yang saat ini didominasi oleh tiga perusahaan besar, yaitu Vale, Rio Tinto, dan BHP. Hal ini juga dapat menurunkan harga bijih besi global, yang saat ini berada di level tertinggi sejak tahun 2011, sebesar 10% hingga 15%, menurut perkiraan Bank Dunia. Namun, pengembangan proyek bijih besi Guinea juga menghadapi sejumlah tantangan dan risiko, baik dari segi teknis, ekonomi, lingkungan, maupun sosial.

Salah satu tantangan utama adalah membangun infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengangkut bijih besi dari tambang ke pelabuhan, yang melibatkan pembangunan jalur kereta api sepanjang 650 km melintasi wilayah yang berbukit-bukit, berhutan, dan berpenduduk. Hal ini akan membutuhkan investasi yang besar, waktu yang lama, dan koordinasi yang baik antara pemerintah, pengembang, dan masyarakat lokal.

Selain itu, pengembangan proyek bijih besi Guinea juga harus memperhatikan dampak lingkungan dan sosial yang dapat ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan dan transportasi, seperti deforestasi, pencemaran air, emisi karbon, perpindahan penduduk, dan konflik sosial. Hal ini membutuhkan penerapan standar lingkungan dan sosial yang tinggi, serta keterlibatan dan konsultasi yang luas dengan para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat adat, kelompok masyarakat sipil, dan organisasi non-pemerintah.

Akhirnya, pengembangan proyek bijih besi Guinea juga bergantung pada stabilitas politik dan keamanan di negara tersebut, yang memiliki sejarah konflik dan kudeta militer. Pada bulan September 2021, Presiden Guinea, Alpha Condé, yang telah berkuasa sejak tahun 2010, digulingkan oleh sekelompok tentara yang dipimpin oleh sekelompok tentara yang dipimpin oleh Kolonel Mamady Doumbouya, yang kemudian membentuk Komite Nasional untuk Rekonsiliasi dan Pembangunan (CNRD).

Kudeta tersebut mengguncang dunia internasional, terutama negara-negara mitra Guinea, seperti Tiongkok, Prancis, dan Amerika Serikat, yang mengutuk tindakan tersebut dan meminta pemulihan konstitusi dan pembebasan Condé. Kudeta tersebut juga menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap proyek-proyek pertambangan di Guinea, termasuk proyek Simandou.

Namun, para pemimpin kudeta menjamin bahwa mereka akan menghormati semua perjanjian pertambangan yang ada dan akan mendukung pengembangan proyek Simandou. Mereka juga berjanji untuk mengadakan pemilihan presiden yang bebas dan adil dalam waktu 18 bulan.

Pada bulan November 2021, CNRD mengumumkan pembentukan pemerintahan transisi, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mohamed Said Fofana, yang sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri di bawah Condé. Pemerintahan transisi tersebut mencakup beberapa tokoh sipil dan militer, serta perwakilan dari partai politik, masyarakat sipil, dan kelompok etnis.

Salah satu prioritas pemerintahan transisi adalah untuk mereformasi sektor pertambangan Guinea, yang dianggap sebagai sumber korupsi dan ketimpangan sosial. Pemerintahan transisi telah membentuk sebuah komite untuk meninjau semua kontrak pertambangan yang ditandatangani di bawah pemerintahan Condé, termasuk kesepakatan pengembangan bersama untuk proyek Simandou.

Komite tersebut bertugas untuk memastikan bahwa kontrak pertambangan tersebut sesuai dengan kepentingan nasional Guinea, menghormati standar lingkungan dan sosial, dan memberikan keadilan bagi masyarakat Guinea. Komite tersebut juga bertugas untuk mengusulkan perubahan atau pembatalan kontrak pertambangan yang dianggap merugikan atau tidak sah.

Hingga saat ini, belum ada laporan resmi tentang hasil tinjauan komite tersebut terhadap kesepakatan pengembangan bersama untuk proyek Simandou. Namun, menurut beberapa sumber media, komite tersebut tidak menemukan masalah serius dengan kesepakatan tersebut dan tidak berencana untuk mengubah atau membatalkannya.

Hal ini menunjukkan bahwa pemerintahan transisi Guinea tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek Simandou, yang dianggap sebagai proyek strategis dan prioritas nasional. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemerintahan transisi Guinea tetap menjaga hubungan baik dengan Tiongkok, yang merupakan mitra penting dan investor terbesar Guinea.

Kesimpulan dan Kedepannya

Proyek bijih besi Simandou adalah proyek pertambangan yang sangat penting dan berpotensi besar, baik bagi Guinea maupun Tiongkok. Proyek ini dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi Guinea, serta meningkatkan pasokan dan diversifikasi bijih besi bagi Tiongkok.

Namun, proyek ini juga menghadapi tantangan dan risiko yang tidak dapat diabaikan, seperti biaya infrastruktur yang tinggi, dampak lingkungan dan sosial yang signifikan, dan ketidakstabilan politik dan keamanan di Guinea. Oleh karena itu, proyek ini membutuhkan kerjasama dan koordinasi yang kuat antara semua pihak yang terlibat, termasuk pemerintah Guinea, konsorsium Tiongkok, dan masyarakat Guinea.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Scroll to Top